kievskiy.org

Akhir Mei Jawa Barat Memasuki Musim Pancaroba, Waspadai Potensi Angin Kencang dan Hujan Lebat

ILUSTRASI hujan deras disertai petir.*
ILUSTRASI hujan deras disertai petir.* /Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Wilayah Jawa Barat diperkirakan pada akhir Mei 2020 ini bakal memasuki musim kemarau. Saat ini, menjelang musim kemarau, tengah berada di fase musim pancaroba. 

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan, awal musim kemarau 2020 di 36 Zone Musim (ZOM) diprakirakan umumnya mulai Mei 2020 sebanyak 22 ZOM (61%). Sementara beberapa daerah lainnya awal musim kemarau terjadi pada Maret 2020 sebanyak 2 ZOM (6%), April 2020 sebanyak 3 ZOM (8%). Juni 2020 sebanyak 8 ZOM (22%) den sebagian kecil daerah lainnya awal musim hujannnya pada bulan Juli 2020 sebanyak 1 ZOM (3%). 

Baca Juga: Kredit Bermasalah Meningkat, Industri Keuangan Diyakini Masih Bisa Bertahan hingga Akhir Tahun

Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981-2010) di 36 Zone Musim, awal nusim kemarau 2020 diprakirakan sama dengan rata-ratanya sebanyak 17 ZOM (47%), mundur dari rata-ratanya sebanyak 13 ZOM (36%) dan maju dari rata-ratanya sebanyak 6 ZOM (17%). Sifat Hujan selama Musim Kemarau 2020 pada umumnya diprakirakan Bawah Normal (BN) sebanyak 17 ZOM (47%) dengan Normal (N) sebanyak 16 ZOM (44%) serta Atas Normal (AN) sebanyak 3 ZOM (9%).

Puncak Musim Kemarau umumnya diprakirakan akan terjadi pada bulan Agustus 2020. Curah hujan kumulatif selama periode Musim Kemarau 2020 di wilayah Non ZOM, diprakirakan antara 1001-1500 mm, wilayah Non ZOM tersebut meliputi wilayah sebagian besar Kabupaten dan Kota Bogor. 

Baca Juga: THR ASN Cair Hari Jumat (15/5), Nasib Pegawai Swasta Belum Jelas

"Sifat hujan kumulatif selama periode Musim Kemarau 2020 di wilayah Non ZOM diprakirakan Bawah Normal (BN)," Kata Tony, Senin 11 Mei 2020.

Terkait dengan intensitas hujan pada akhir April hingga awal Mei, Agus mengatakan, karena terjadi gangguan cuaca jangka pendek yang menyebabkan hujan lebat selama 1 hingga 3 hari.

Adapun petir di malam hari yang cukup lama bergemuruh di langit, karena gangguan cuaca,  faktor regional, ada pertemuan angin dan lainnya, yang membuat awan terkumpul. Ditandai oleh hujan yang terjadi di wilayah yang luas, beberapa kecamatan dan kabupaten. Tidak Lokal. "Masa pancaroba, cuaca cepat berubah tiap harinya," ucap dia. 

Baca Juga: Berstatus Sebagai PDP COVID-19, Penyanyi Stan Isakh Meninggal Dunia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat