kievskiy.org

Sungai Cimeta di Kabupaten Bandung Barat Memerah, Diduga karena Pencemaran Limbah

Siswa melintasi jembatan di atas Sungai Cimeta yang berwarna merah di Kampung Cibarengkok, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (30/5/2022). Sungai itu berubah warna warga karena dugaan praktik pembuangan limbah.
Siswa melintasi jembatan di atas Sungai Cimeta yang berwarna merah di Kampung Cibarengkok, Desa Nyalindung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (30/5/2022). Sungai itu berubah warna warga karena dugaan praktik pembuangan limbah. /Pikiran Rakyat/ Bambang Arifianto

 
PIKIRAN RAKYAT -  Pencemaran terjadi di Sungai Cimeta, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 30 Mei 2022. Sungai tersebut memerah karena dugaan praktik pembuangan limbah berwarna.
 
Dari hasil pantauan Pikiran-Rakyat.com pada Senin siang,  warna merah aliran Cimeta masih tampak jelas terlihat di wilayah Desa Nyalindung hingga perbatasan Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat. Sedangkan makin ke hulu di wilayah Tagogapu, warnanya mulai memudar.
 
Ratna (27), warga Kampung Cikamuning, Desa Tagogapu, Kecamatan Padalarang mengaku mengetahui perubahan warna Cimeta menjadi merah pada Senin pagi, pukul 7.00 WIB.
 
"Seueur nu kadarieu, naroskeun ieu bereum ti mana (Banyak warga yang datang ke sini, menanyakan warna merah berasal dari mana)," kata Ratna saat ditemui di Cikamuning.
 
 
Warga tersebut, tuturnya, ada yang berasal dari wilayah Campakamekar. Mereka mengecek aliran Cimeta hingga kawasan Tagogapu karena ikan peliharaannya mabuk terdampak pencemaran tersebut.
 
Menurut Ratna, memerahnya Cimeta merupakan kejadian pertama. "Nembe ayeuna (Baru sekarang terjadi)," ucapnya. 
 
Pikiran-Rakyat.com menelusuri perubahan warna itu ke arah hilir di wilayah Desa Nyalindung. Di lokasi ini, warna merah pekat masih terlihat di aliran Cimeta. Di Kampung Cibarengkok, Desa Nyalindung, beberapa warga tampak berkerumun dan menonton pemandangan merahnya Cimeta di atas jembatan.
 
‎Nana Rohana (54), warga Cibarengkok mengaku kondisi Cimeta lebih parah pada pagi hari. "Bereum pisan, dugika bereum teh jiga geutih (Merah sekali, sampai merahnya seperti darah)," ucap pria itu.
 
Pertemuan Sungai Cimeta yang berwarna merah dan Cikubang yang kecoklatan di perbatasan Desa Nyalindung dan Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (30/5/2022). Cimeta berubah warna warga karena dugaan praktik pembuangan limbah.
Pertemuan Sungai Cimeta yang berwarna merah dan Cikubang yang kecoklatan di perbatasan Desa Nyalindung dan Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (30/5/2022). Cimeta berubah warna warga karena dugaan praktik pembuangan limbah.
 
 
Sebagaimana Ratna, ia mengaku baru kali pertama melihat perubahan warna Cimeta. Sekitar lima bulan lalu, tuturnya, sempat terdapat busa-busa kental di aliran Cimeta. Namun, busa-busa tersebut tak berwarna. 
 
Ia pun khawatir dengan kondisi sungai yang bermuara di Sungai Citarum itu. Soalnya, permukiman  juga berada di tepi Cimeta sehingga ditakutkan berimbas buruk terhadap kesehatan warga.
 
Ia berharap, pelaku pencemaran bisa diusut pihak berwenang. Kekhawatiran juga dirasakan Asep Didin, Satpam kolam pemancingan Ratu Mas Ayu di Cibarengkok.
 
Musababnya, pasokan air kolam ikan itu berasal dari Cimeta. Meskipun telah ditutup, ikan-ikan kolam tersebut bisa mabuk jika tak mendapat pasokan air sungai selama lebih dari empat jam.
 
 
Pikiran-Rakyat.com kembali menelusuri aliran Cimeta ke arah hilir dari Cibarengkok. Hasilnya, warna air masih begitu merah di pertemuan aliran Cimeta dan Sungai Cikubang di perbatasan Desa Nyalindung dan Sumurbandung. Di lokasi ini, aliran Cikubang yang kecoklatan berubah menjadi merah saat bertemu dan bercampur aliran Cimeta. 
 
Sementara itu,‎ Adi Setyowibowo, Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup  KBB sekaligus Penyidik Pegawai Pegawai Negeri Sipil LH menyatakan, pencemaran Cimeta diduga berasal dari praktik pembuangan limbah.
 
"Di buang seseorang, dari keterangan warga," ucap Adi yang melakukan pemantauan bersama petugas LH, Satpol PP dan jajaran dinas lain di KBB, serta polisi dan TNI. Petugas, lanjutnya, tengah menyelidiki pelaku pencemaran tersebut.
 
Petugas juga mendapati bukti pencemaran berupa sebuah plastik berwarna merah tersangkut di bantaran sungai wilayah Kampung Peuntas, RT 1 RW 4, Desa Tagogapu. Plastik tersebut dibawa ke Polres Cimahi guna diselidiki.
 
 
Pelaku ditengarai membuang limbah secara perseorangan. Pasalnya, lanjut Adi, tidak ada pabrik di kawasan Cimeta. Disinyalir, limbah yang dibuang merupakan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Dinas LH pun mengambil sampel air untuk diperiksa di laboratorium.
 
Ia menegaskan, pelaku terancam hukuman pidana berdasarkan undang-undang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 
 
Pertemuan Sungai Cimeta yang berwarna merah dan Cikubang yang kecoklatan di perbatasan Desa Nyalindung dan Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (30/5/2022). Cimeta berubah warna warga karena dugaan praktik pembuangan limbah.
Pertemuan Sungai Cimeta yang berwarna merah dan Cikubang yang kecoklatan di perbatasan Desa Nyalindung dan Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Senin (30/5/2022). Cimeta berubah warna warga karena dugaan praktik pembuangan limbah.
 
Hulu Hilir Tercemar
 
Cimeta sangat penting sebagai sumber pasokan air sawah-sawah warga. Di wilayah Kampung Cinangsi, Cibangkonol, kawasan Sumurbandung umpamanya, pengairan sawah-sawah warga berasal dari Cimeta.
 
Demikian pula di Kampung Depok, Desa Cirawamekar, Kecamatan Cipatat yang memiliki bendungan irigasi guna mengalirkan air Cimeta ke pesawahan warga.
 
Ironisnya, ‎ pencemaran kini terjadi di hulu sungai. Kondisi serupa terjadi pula di hilir, aliran Cimeta menjadi penampungan limbah cair atau lindi TPA Sarimukti yang dibuang ke Sungai Cipicung. Aliran Cipicung yang tercampur lindi kemudian bertemu dan bercampur sungai yang bermuara di Citarum.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat