kievskiy.org

Waspada Kemarau Basah di Bandung, Ada Potensi Bencana Hidro­metereologi

Ilustrasi kemarau basah.
Ilustrasi kemarau basah. /Pixabay/Fitschen

PIKIRAN RAKYAT - Berdasarkan pengamatan BMKG, curah hujan sudah mu­lai kurang dari 50 mm da­lam dasarian terakhir. Hal itu berarti telah masuk awal musim kemarau.

Ma­sya­rakat perlu tetap waspada akan kemungkinan bencana hidro­metereologi dan efek pa­da kondisi tubuh atas perubah­an suhu yang signifi­kan.

Pancaroba menuju kemarau sudah terjadi pada awal Juli 2022. Namun, curah hujan di Kota Bandung dan se­kitarnya masih signifikan. Istilah atas keadaan itu, yakni kemarau basah.

Staf data dan Informasi BMKG Kota Bandung, Yuni Yulianti menjelaskan, tiupan angin muson Australia (muson timur) yang dominan, serta posisi Matahari mulai bergerak ke arah utara turut menandai kemarau basah.

Baca Juga: Jin Bertanduk Bersarang di Tengkuk Ruben Onsu, Nyawa sang Presenter Diterawang Sedang Dipertaruhkan

"Suhu pada pagi sudah mulai dingin, antara 17,4-19 derajat Celsius akibat angin tersebut membawa udara kering dan dingin. Namun, saat siang cukup terik," ucap Yuni, Senin 4 Juli 2022 se­perti dilaporkan kontributor “PR” Satira Yudatama.

Tutupan awan, ucap Yuni, juga sudah mulai berkurang. Alhasil, panas matahari lebih cepat dilepaskan.

Namun ber­­dasarkan pengamatan, kon­disi dinamika atmosfer laut masih hangat.

"Suhu per­mukaan laut ma­sih cu­kup hangat, sehingga masih me­nyuplai uap air yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan awan hujan. Lantaran demikian, di sebagian wilayah Jawa Barat termasuk Kota Bandung ke­rap terjadi hujan saat sore menjelang malam," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat