PIKIRAN RAKYAT - Masyarakat diimbau untuk menghindari pembungkusan daging kurban menggunakan besek. Imbauan itu disampaikan oleh Kepala Bidang Keamanan Pangan di Dinas Ketahanan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Ermariah.
Emariah meminta masyarakat menggunakan plastik organik atau plastik bening sebagai kemasan daging.
Jika daging kurban dikemas menggunakan besek, maka darah atau cairan dari daging hewan berisiko menetes di sepanjang perjalanan.
Darah dan cairan daging hewan kurban yang menetes berisiko menularkan penyakit di tengah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang marak saat ini.
Baca Juga: Pengertian Hari Tasyrik Setelah Idul Adha, Lengkap dengan Sejarah dan Keutamaannya
Seumpama darah atau cairan itu mengandung virus, rentan menjangkiti ternak lain.
Masyarakat juga diimbau menyimpan daging dan jeroan hewan kurban dalam wadah terpisah.
Hal itu sesuai amanat Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban.
Kepala Bidang Keamanan Pangan pada Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Ermariah, memaparkan alasan perlu ada pemisahan daging dengan bagian jeroan. Upaya tersebut dalam rangkah menghindari penyebaran virus dan bakteri.
"Bakteri dan virus (pada hewan sakit) lebih banyak berada pada jeroan. Makhluk parasit seperti cacing pun berada pada jeroan. Sementara itu, daging cenderung lebih aman dari virus, bakteri, dan parasit," tutur Ermariah, Kamis, 7 Juli 2022, seperti dilaporkan kontributor “PR” Satira Yudatama.