kievskiy.org

Maung Arek Nelepon Si Raja Hutan: Konflik dan Mitos di Masyarakat Sunda

Tangkapan layar Koran Sipatahoenan pada 21 Mei 1937 tentang harimau yang yang menyambangi kantor telefon di Cianjur.
Tangkapan layar Koran Sipatahoenan pada 21 Mei 1937 tentang harimau yang yang menyambangi kantor telefon di Cianjur.

PIKIRAN RAKYAT - Berita koran berbahasa Sunda, Sipatahoenan pada 21 Mei 1937 cukup unik. Judul beritanya pun terbilang menggelikan, Maoeng Arek Nelepon atau Harimau Mau Menelepon. Kejadian terjadi di bangunan Bij-Telefoonkantoor Tjampaka di Cianjur. Kantor yang berada di belokan jalan Cibeber-Sukanagara tersebut memang nyaris dikelilingi hutan lebat.

"Hiji telefonist dina wakto sareupna asoep ka kantor sedja ngagentenan noe djaga ti beurang (Salah satu petugas telefon masuk ke kantor sore hari untuk mengganti petugas yang berdinas siang)," tulis Sipatahoenan.

Setelah seperempat jam rekannya pulang, sang petugas yang baru masuk itu berniat menutup jendela kantor. Namun salah satu jendela yang menghadap ke hutan kacanya dibuka.

Baca Juga: Kerugian Capai Rp2,5 T, Hasnaeni ‘Wanita Emas’ Ditetapkan sebagai Tersangka Maling Uang Rakyat

"Naha atoeh ari braj noe katja moeka, ari koeniang maoeng hoedang ti handapeunana (Saat kaca dibuka, tiba-tiba harimau muncu dan bangun di bawahnya)."

Sontak, petugas tersebut berteriak karena kaget. Pun demikian harimau itu ikut kaget.

"Meneer Tyger kawas noe kagebah, ngagaoer bari maboer, asoep ka djero leuweung (Harimau itu seperti kaget, mengaum sembar kabur masuk lagi ke hutan)," tulis Sipatahoenan.‎

Baca Juga: Nenek di Bandung Tewas dalam Keadaan Mulut Disumpal, Netizen: Jahat Banget ya Allah

Petugas itu dalam istilah anak muda sekarang "kena mental" akibat pertemuan mendadak dengan si raja hutan. Esoknya, ia bahkan tak sanggup lagi bekerja dan meminta berhenti. Berita Sipatahoenan itu ditutup dengan beredarnya cerita sejumah orang bahwa harimau itu bukan sekadar harimau.

"Eta mah lain samaoeng-maoengna, tapi kadjadjaden nu ilahar liar boelan Moeloed (Harimau itu bukan sembarang harimau, melainkan jejadian yang biasa berkeliaran di Bulan Maulud)."  Kalau harimau betulan, tentunya bakal menerkam, bukan malah turut kaget dan kabur.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat