kievskiy.org

Deklarasi Bandung, MPR Negara OKI Kemerdekaan Palestina Jadi Salah Satu Prioritas

Seorang warga mengibarkan bendera Palestina saat mengikuti aksi damai bela Palestina yang diinisiasi oleh sejumlah organisasi Islam Kabupaten Bandung, saat melakukan aksi damai bela Palestina di depan komplek pemerintahan Kabupaten Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis, 20 Mei 2021.
Seorang warga mengibarkan bendera Palestina saat mengikuti aksi damai bela Palestina yang diinisiasi oleh sejumlah organisasi Islam Kabupaten Bandung, saat melakukan aksi damai bela Palestina di depan komplek pemerintahan Kabupaten Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis, 20 Mei 2021. /Pikiran Rakyat/Ade Mamad

PIKIRAN RAKYAT - Konferensi Internasional Para Ketua Majelis Permusyawaratan, Dewan Syura atau Nama Lain yang Serupa dari Organisasi Negara-negara Anggota Kerjasama Islam (OKI) melahirkan 7 poin Deklarasi Bandung pada penutupan konferensi di Hotel Pullman, Kota Bandung, Rabu 26 Oktober 2022.

Salah satunya forum sepakat untuk mendukung kemerdekaan Palestina. Tak hanya itu, ada empat kesimpulan yang disepakati juga pada konferensi tersebut untuk ditindaklanjuti bersama.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, Deklarasi Bandung sebagai kesepakatan bersama yang telah berhasil dirumuskan dalam konferensi yang terdiri dari Republik Indonesia, Republik Demokratik Rakyat Aljazair, Republik Arab Mesir, Kerajaan Arab Saudi, Kerajaan Bahrain, Republik Irak, Republik Islam Iran, Malaysia, Kerajaan Maroko, Republik Mozambik, Republik Islam Pakistan, Palestina, Republik Turki, Kerajaan Jordania Hasimiah, Republik Yaman dan Perhimpunan Parlemen negara-negara anggota organisasi kerjasama Islam (PUIC), liga muslim dunia sebagai peserta dalam konferensi yang hadir di Bandung pada tanggal 24 hingga 26 oktober 2022.

Yang pertama menyepakati usulan MPR RI untuk dibentuknya forum MPR majelis syuro majelis syuyukh atau lembaga parlemen sejenis lainnya sebagai bagian dari PUIC untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Baca Juga: Tersangka Maling Uang Rakyat Asabri Benny Tjokrosaputro Dituntut Hukuman Mati

"Yang kedua masalah Palestina tetap menjadi isu sentral forum dan umat Islam hingga tercapainya kemerdekaan dan hak penentuan nasib sendiri untuk rakyat Palestina serta berdirinya negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibukotanya sesuai kerangka hukum internasional,"tuturnya.

Yang ketiga untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam poin 1 dan poin 2 mewujudkan tujuan mulia tersebut dibentuklah forum MPR, majelis syuro, majelis syuyukh atau lembaga parlemen bisnis lainnya di dalam masing-masing lembaga terutama konsultasi dan kerjasama untuk mengatasi tantangan dunia yang menjadi kepentingan bersama seperti masalah kemanusiaan, sumber daya alam, lingkungan hidup, keadilan, peran perempuan dan generasi muda.

Keempat mencermati dinamika perkembangan global yang bisa menimbulkan kompleksitas permasalahan yang bersifat multidimensional di setiap negara yang berdampak pada tingkat regional maupun internasional diperlukan adanya partisipasi aktif dan dukungan dari semua pihak termasuk dari lembaga MPR, majelis syuro, majelis syuyukh atau lembaga parlemen lainnya sesuai dengan komitmen terhadap Dasasila Bandung serta piagam PBB.

"Yang kelima membentuk komite kerja yang terdiri dari para pendiri forum untuk berkoordinasi bersama pimpinan MPR RI dan sekretaris jenderal PUIC untuk merumuskan visi misi tata tertib program kerja syarat-syarat pembentukan forum yang selanjutnya menyampaikan laporan pekerjaannya pada pertemuan forum berikutnya,"ujar dia.

Yang keenam menyampaikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada MPR RI atas inisiatif prakarsa penyelenggaraan konvensi dalam rangka pembentukan forum MPR, majelis syuro, majelis syuyukh atau lembaga parlemen jenis lainnya sebagai forum di antara forum-forum PUIC lainnya.

Pertemuan selanjutnya dari forum ini disepakati dapat diselenggarakan bersama dengan kegiatan lainnya dari PUIC.

"Yang ketujuh para delegasi konferensi ini menyampaikan ucapan selamat kepada republik Indonesia atas penyelenggaraan dan Presidensi G20 pada tahun 2022 serta mengharapkan keberhasilan Indonesia dalam menjalankan tugas-tugas tersebut," tuturnya.

Sementara itu, pada kesimpulan, konferensi sepakat pentingnya upaya meningkatkan kerjasama antar negara dalam segala bidang untuk memaksimalkan potensi-potensi kolektif negara-negara OKI dan terlebih ratusan negara yang hadir di forum tersebut.

Baca Juga: 15 Contoh Ucapan Inspiratif Hari Sumpah Pemuda

Konferensi pun memandang perlunya secara kolektif untuk memperkuat posisi OKI guna memperkuat posisi kolektif negara Islam di tengah situasi global yang tidak pasti dan memberikan dukungan dan komitmen solidaritas antar bangsa untuk atasi berbagai masalah bersama atau komunitas muslim di berbagai belahan dunia.

"Konferensi pun menilai pentingnya forum antar parlemen yang bersifat cair tapi mewakili kepentingan taktis, mewakili kepentingan rakyat di negara masing-masing serta mendorong pemerintah untuk memperkokoh bilateral regional dan multilateral di OKI," tuturnya.

Kesimpulan terakhir, perlunya peran lebih parlemen untuk terus mendorong pengarusutamaan Islam yang rahmatan Lil alamin menjawab tantangan islamofobia melalui dialog kistruk antar bangsa untuk menciptakan peradaban dan komitmen sungguh-sungguh bersama untuk atasi radikalisme, terorisme dan tindak kekerasan.

"Pada sidang kemarin disepakati bersama bahwa forum MPR majelis syuro dan senat dan parlemen jadi bagian perhimpunan parlemen negara OKI atau PUIC. Sidang juga sepakat pembentukan komite kerja guna membentuk forum MPR atau consultative assembly forum," katanya.

"Setelah mendengar tanggapan dan masukan, peserta sepakati tim komite kecil yang terdiri dari 9 negara dan 1 organisasi internasional untuk merumuskan naskah deklarasi hasil konferensi internasional yang kita selenggarakan. Ke 9 negara itu yaitu Indonesia, Arab Saudi, Maroko, Turki, Mesir, Iran, Pakistan, Palestina, Aljazair dan PUIC,"ujarnya.

Pihaknya berharap forum ini dapat terus diselenggarakan kembali untuk mampu memberikan hasil nyata di negara masing-masing. Melalui upaya bersama dorong kerjasama multinegara karena diplomasi dipercaya membangun globalisasi.

"Kerjasama antara negara dapat hadapi multidimensi pangan energi keuangan tantangan iklim dan bencana. Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kehadiran, semoga dapat manfaat dan usung kebersamaan satukan umat dibawah ukhuwah islamiah terciptanya kehidupan global yang harmonis," ujarnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat