kievskiy.org

Diduga Korban TPPO, Pekerja Migran Asal Bandung Barat Hilang Kontak Setahun Lebih

Ilustrasi perdagangan manusia.
Ilustrasi perdagangan manusia. /Pixabay/lamuk lamuk

PIKIRAN RAKYAT - Atikah (49), pekerja migran asal Cipatat, Kabupaten Bandung Barat hilang kontak dengan keluarganya selama setahun lebih. Perempun 49 tahun yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di Arab Saudi tersebut diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang.

Dery Ramandika (29), putra Atikah mengungkapkan, ibunya berangkat bekerja ke luar negeri pada sekira Mei 2022. Kepada Dery, menyebutkan ia berangkat secara resmi melalui sponsor atau perusahaan. Namun, Dery sempat curiga lantara ibunya tak langsung disalurkan ke majikannya. "Dugi ka Dubai transit beberapa hari (Saat tiba di Dubai, ibu sempet transit beberapa hari tak langsung disalurkan)," ucap Dery saat ditemui di rumah kontrakan ibunya di Kampung Sekip, RT 3 RW 1, Desa/Kecamatan Cipatat, KBB pada Jumat 5 Juli 2024.

Dari informasi yang didengarnya, Atikah diduga menunggu dulu pihak yang membeli atau akan menggunakan jasanya. Kontak terakhir Atikah dan keluarga terjadi pada 15 Maret 2023. Saat itu, Atikah sempat mengirim pesan WhatsApp kepada adik Dery, Alya (17). "Saurna dua minggu bade transfer (Katanya dalam dua pekan ke depan bakal mengirimkan uang ke keluarga)," ucap Alya mengenai isi pesan ibunya. Namun, kiriman uang tersebut tak ada.

Sekira sebulan setelah itu, ‎Dery sempat mencari keberadaan ibunya yang mulai hilang kontak. Ia menghubungi uaknya yang juga menjadi pekerja migran di Arab Saudi. Namun, uaknya bekerja di tempat yang berbeda dengan sang ibu. Dari uwaknya, Dery memperoleh informasi penyalur Atikah ke luar negeri yang bernama Haji Riki Rinata di Samolo, Cianjur.

Akan tetapi lanjutnya, pihak penyalur ternyata telah ditangkap dan ditahan polisi terkait dengan kasus TPPO. Dery bahkan sempat bertemu dengan mantan istri sosok penyalur itu yang menginformasikan Riki telah masuk Lapas Cianjur. Sebetulnya, Dery masih berpikiran positif bahwa ibunya bakal kembali pulang.

Foto Atikah, pekerja migran asal Cipatat, Kabupaten Bandung Barat diperlihatkan anak-anaknya di Kampung Sekip, RT 3 RW 1, Desa Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jumat 5 Juli 2024.
Foto Atikah, pekerja migran asal Cipatat, Kabupaten Bandung Barat diperlihatkan anak-anaknya di Kampung Sekip, RT 3 RW 1, Desa Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jumat 5 Juli 2024.

Dugaan kekerasan

Sulitnya menjalin kontak dengan Atikah pun mulanya diperkirakan lantaran ia tengah mengurus putra majikannya dan tak bebas memegang telefon seluler. Namun, kecurigaan muncul karena ibunya seharusnya kembali pada Juni 2024 sesuai dengan jadwal kepulangannya. Informasi lain akhirnya muncul dalam grup Facebook warga Cipatat. Kabar itu muncul dari rekan kerja Atikah yang berada di Jeddah.

Rekan kerjanya itu membagikan foto tulisan tangan Atikah berisi alamat keluarganya di Cipatat. Dery akhirnya memperoleh kontak rekan ibunya serta menghubunginya. Dari sana, ia mengetahui ibunya meminta teman tersebut untuk mencarikan keluarganya di alamat yang tertera.

"Saurna 18 bulan teu digaji (Katanya, ibu tak digaji selama 18 bulan)," ujar Dery menirukan pesan lain ibunya. Selain itu, ada dugaan kekerasan yang dialami Atikah. Upaya menghubungi Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah juga telah dilakukannya. Namun, ia terkendala karena harus memperlihatkan paspor ibunya. Padahal, Atikah diduga berangkat kerja secara ilegal karena memakai visa ziarah.

Kini, Dery dan keluarga berharap, ibunya bisa dipulangkan kembali ke kediamannya. "Dan kewajiban (majikan membayar gaji dipenuhi)," ucapnya. Dari kabar yang diperolehnya, posisi Atikah berada di wilayah Buraidah, Qasim di Arab Saudi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat