kievskiy.org

Sejarah Gedung Sate Bandung, Bangunan Bersejarah yang Jadi Primadona Wisatawan

Gedung Sate di Kota Bandung, Jawa Barat.
Gedung Sate di Kota Bandung, Jawa Barat. /Antara/Novrian Arbi

PIKIRAN RAKYAT - Bandung merupakan salah satu kota di Indonesia yang banyak sekali diminati oleh wisatawan selain Bali. Dengan udara sejuk, lingkungan asri, dan masyarakatnya yang dinilai ramah, menjadikan Bandung sebagai kota dambaan untuk bertempat tinggal dan menetap disana.

Selain itu, Bandung juga memiliki beragam tempat wisata dan kuliner. Namun rupanya Bandung juga menyimpan banyak cerita dan sejarah yang menarik untuk diulik dan dipelajari. Hal tersebut terbukti terdapat banyaknya museum, tugu, dan monument yang memiliki nilai history di baliknya.

Salah satunya yakni Gedung Sate. Gedung Sate merupakan salah satu gedung yang cukup ikonik di kota Bandung. Tak hanya menjadi ikon kota semata, Gedung Sate juga merupakan salah satu gedung di Bandung yang menyimpan segudang sejarah.

Dirangkum dari berbagai sumber, Gedung Sate sudah memiliki ceritanya sejak masa kolonial Belanda. Peletakan batu pertama dalam pembangunan gedung ini dilakukan pada 2 Juli 1920 yang dihadiri oleh Johanna Catherine Coop dan Petronella Roelofsen yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.

Dalam pembangunannya, Gedung Sate menganut gaya arsitek yang menonjolkan unsur tradisional nusantara yang dipadupadankan dengan beberapa aliran arsitek yang bernuansa Moor Spanyol.

Secara keseluruhan gedung ini menggunakan model Renaissance Italia, dengan atap bermodel nuansa Asia seperti Pura di Bali dan Pagoda di Thailand. Selain itu juga terdapat aksen batu-batu yang disebut-sebut terinspirasi dari candi Borobudur.

Baca Juga: Sejarah Pena dari Waktu ke Waktu, Alat Tulis yang Terus Berkembang

Hal tersebut yang membuat Gedung Sate tampak indah dengan keanekaragamannya, gedung yang berhasil mengusung tema akulturasi budaya ini merupakan gedung hasil rancangan beberapa arsitek, yaitu Ir. J. Gerber dari Fakultas Teknik Delft Nederland, Ir. Eh. De Roo, Ir. G. Hendriks, dan arsitek dari Gemeente can Bandoeng.

Pembangunan Gedung Sate ini dilakukan oleh kurang lebih 2000 pekerja dan 150 orang pemahat yang diambil dari berbagai kawasan di sekitaran kota Bandung. Dimana dalam pembangunannya sendiri memakan waktu kurang lebih selama empat tahun.

Dari tanggal peletakan batu pertama, gedung ini selesai dibangun pada September 1924. Dimana gedung ini awalnya digunakan sebagai tempat aktivitas Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan umum hingga pernah menjadi tempat pusat Pemerintahan Hindia Belanda di Bandung.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat