kievskiy.org

Marak Selebaran Ajakan Jihad, Kapolresta Bandung: Jangan Sampai Ada Gangguan Keamanan

Ilustrasi. Anggota Brimob berjaga di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, usai ledakan bom bunuh diri yang terjadi pada Rabu 7 Desember 2022 sekira pukul 8.20 WIB.
Ilustrasi. Anggota Brimob berjaga di Polsek Astana Anyar, Kota Bandung, Jawa Barat, usai ledakan bom bunuh diri yang terjadi pada Rabu 7 Desember 2022 sekira pukul 8.20 WIB. /Pikiran Rakyat/Rafi Fadhillah Rizqullah

 
PIKIRAN RAKYAT - Marak selebaran yang berisi ajakan jihad untuk mendirikan negara Islam menimbulkan keresahan masyarakat di sekitar Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Pamflet-pamflet itu dipasang di sejumlah tempat umum, seperti di pangkalan ojek.
 
Kepala Desa Margahurip Darwin Sugiantoro mengatakan, selebaran tersebut diketahui terpasang di berbagai tempat pada Kamis 29 Desember 2022 malam. Menurut dia, ada lebih dari 10 pamflet pendaftaran dan pelatihan jihad yang terpasang di berbagai tempat.
 
"Jadi terpampang, pamflet-pamflet itu banyak. Ada yang di Jalan Raya Soreang-Banjaran, di tempat-tempat keramaian, di pangkalan ojek," kata Darwin, seusai kegiatan Jumat Curhat yang diselenggarakan Polresta Bandung di Kantor Kecamatan Banjaran, Jumat 30 Desember 2022.
 
Dalam kegiatan Jumat Curhat itu, Darwin pun menyampaikan keresahan masyarakat akan kemunculan selebaran jihad. Acara tersebut dihadiri Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo beserta para kepala satuan di Polresta Bandung.
 
 
"Selebaran itu sudah langsung disobek oleh warga, karena kan merasa tercemar. Saya selaku kepala desa ya berusaha untuk menenangkan keresahan masyarakat, karena melihat selebaran yang mengatasnamakan perjuangan untuk jihad itu," katanya.
 
Darwin mengatakan, selebaran jihad itu sebetulnya tidak ditemukan di wilayah Desa Margahurip, melainkan di desa lain seperti di Desa Kiangroke dan Desa Tanjungsari di Kecamatan Cangkuang. Akan tetapi, dalam selebaran tertulis bahwa sekretariatnya berada di Margahurip.
 
"Selebaran itu dipampang di Desa Tanjungsari dan Desa Kiangroke, di pangkalan-pangkalan ojek. Jadi semua menanyakan ke Kepala Desa Margahurip, apa betul ada sekretariat untuk pendaftaran jihad buat mendirikan negara Islam," ucapnya.
 
Di malam yang sama dengan ditemukannya pamflet jihad itu, Darwin pun mengaku langsung melakukan pengecekan bersama bhabinkamtibmas, babinsa, serta Ketua RT/RW. Alamat yang tercantum sebagai sekretariat pendaftaran jihad itu, kata dia, merupakan rumah kosong.
 
 
"Malam kemarin sudah dicek ke lokasi tersebut, tidak ada aktivitas, itu rumah kosong. Bahkan pemilik rumahnya juga tidak tinggal di situ, jadi tinggal di wilayah Kecamatan Pameungpeuk," kata Darwim.
 
Menurut dia, sebetulnya ada warga yang sempat melihat orang yang melakukan penempelan selebaran jihad, tapi orang yang menempelkannya itu tidak diketahui siapa dan berasal dari mana.
 
"Yang menempelkan tidak sempat difoto oleh warga, karena melarikan diri," ujarnya.
 
Sementara itu, Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo menyatakan bakal mendalami informasi terkait pamflet jihad tersebut. Termasuk di antaranya ialah dengan menggali informasi dari pihak-pihak yang mengetahui penempelan selebaran jihad.
 
"Saat ini langsung kami turun ke lapangan. Jangan sampai ada riak-riak yang bisa menimbulkan potensi gangguan keamanan di masyarakat," kata Kusworo.***
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat