PIKIRAN RAKYAT – Warga yang tinggal di daerah Cijawura dan Ciwastra, Kota Bandung, kesulitan mendapatkan air bersih karena tercemarnya Sungai Citarum. Warga yang tinggal di daerah tersebut umumnya menggunakan 2 sumber air yakni PAM dan PDAM.
Bahkan, mereka mengatakan, air yang dipakai tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi, hanya untuk kebutuhan mencuci saja.
"Sudah lama dari dulu juga airnya berwarna kuning, saya mah gak berani minum,” ujar Rohyat (55), salah satu warga, pada 30 Mei 2023. "Kalau buat masak, saya mending beli ke (pedagang) yang suka lewat. Harganya Rp5.000 per jeriken,” tuturnya lagi.
Baca Juga: Penumpukan Sampah di Bandung Jadi Polemik, Lahan TPS Sempit Jadi Salah Satu Faktornya
Di Kota Bandung, merujuk dokumen Kota Bandung dalam angka 2021, terdapat 10 anak Sungai Citarum yang mutu airnya berstatus tercemar, dari ringan hingga sedang.
Kondisi irigasi di sekitar daerah tersebut juga tidak baik. Pasalnya, terdapat banyak tumpukan sampah dan baunya tidak sedap. Hal itu membuat warna air menjadi gelap.
Warga lainnya memerlukan tambahan alat yang bernama filter untuk menjernihkan air.
“Untuk di rumah sama di indekos saya pakai filter teh biar airnya bisa bersih bisa dipakai buat nyuci, soalnya kuning kan airnya,” ujar Elyn (35). Apalagi untuk warga yang mempunyai bisnis kontrakan atau indekos pasti sangat membutuhkan alat bantu tersebut.
Kelebihan menggunakan air dari PAM, kualitasnya terjamin karena tidak terkontaminasi oleh mineral yang berbahaya walaupun secara harga harus mempunyai modal lebih. Risiko diputus aliran airnya pun tinggi jika telat membayar.