kievskiy.org

Listrik Warga Sangkali Bandung Barat Sering Mati meski Tinggal di Tepi PLTA dan PLTS Surya Cirata

Warga duduk di depan kediamannya di Sangkali, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 8 November 2023. Bermukim di tepi PLTA dan PLTS Terapung Cirata, listrik warga Sangkali biarpet dan kurang setrum/daya.
Warga duduk di depan kediamannya di Sangkali, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 8 November 2023. Bermukim di tepi PLTA dan PLTS Terapung Cirata, listrik warga Sangkali biarpet dan kurang setrum/daya. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

 

PIKIRAN RAKYAT - Di balik keberadaan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata, nasib sejumlah warga yang bermukim di tepian waduk pemasok setrum itu justru memprihatinkan. Listrik mereka biarpet dan kekurangan daya.
 
Hendra, 39 tahun dan keluarganya yang bermukim di Sangkali, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat sudah setahun lebih mengalami gangguan listrik.  Setelah Magrib, sekira pukul 18.30 hingga pukul 10.00 malam, listrik di rumah rep bray alias mati hidup berulang-ulang. Tak ayal, kegiatan keluarga Hendra terganggu. Agar masih bisa menonton televisi saja, ia terpaksa merentangkan kabel  untuk memperoleh listrik dari tempat tinggal lain. 
 
Sekira 2020, kabel listrik masuk ke Sangkali. Pemasangan dilakukan melalui usaha swadaya warga dengan menarik kabel dari wilayah Kampung Cijuhung, Desa Margaluyu. Meskipun kedua wilayah saling berhadapan,  Cijuhung dan Sangkali terpisah genangan Waduk PLTA Citara. Dalam identitas  kependudukan yang menempel di rumah Hendra, Sangkali masih dicatat dengan nama Cijuhung. Keluarga Hendra juga tinggal berdekatan dengan orang tua dan kerabatnya yang lain. Mereka pun tinggal di tepi Cirata.
 
Sebelum jaringan listrik masuk Sangkali, warga mengandalkan bantuan aki dari pemerintah. Untuk mengisi setrum/daya aki, warga melakukannya di Jangari, Kabupaten Cianjur yang terpisah genanga‎ Cirata. Listrik begitu didambakan warga kala pemasangan secara swadaya berlangsung. "Belaan dipanggul tiang listrik (Sampai dibela-belain memanggul tiang listrik)," kata Hendra kepada "PR" di Sangkali, Rabu 8 November 2023.
 
 
Hendra yang saat itu baru saja diputus kerja oleh perkebunan karet pun memakai uang pesangonnya untuk memasang listrik. Ya, semua demi mengalirnya setrum ke tempat kediamannya. Namun, tinggal di tepi waduk penghasil listrik tak serta merta membuat kediamannya berlinang cahaya. Yang ada justru  biarpet. ‎ Wiwi, 39 tahun, istri Hendra mengaku sempat mempertanyakan persoalan itu kepada pihak ketua RT di lingkungan tempat tinggalnya. Musabab permasalahan justru ditimpakan pada kualitas kWh atau meteran listrik yang terpasang.

Padahal, Wiwi mencurigai daya listriknya memang kurang. Hal senada dikemukakan Minah, 46 tahun. Selain tinggal berdekatan, Minah juga  masih memiliki ikatan keluarga dengan Wiwi. Suami Minah merupakan  kakak dari Hendra. Penerangan listrik di kediaman Minah memang tak biarpet. Namun, ia merasakan daya listriknya di tempat tinggalnya lemah. Bukti setrum yang lemah  tampak saat televisi Minah dua kali mengalami kerusakan dan diperbaiki.
 
 "Janten saur pihak elektronik ieu mah kakurangan setrum (Kata pihak elektronik yang memperbaiki televisi, kondisi itu akibat kekurangan setrum)," ucap Minah. Barang-barang elektronik milik Minah lainnya juga bermasalah, seperti putaran kipas anginnya tak kencang, setrika kurang panas. "Kipas angin ageung keneh hihid (Tiupan kipas angin masih lebih besar/kencang kipas anyaman bambu)," tuturnya. Keadaan tersebut, lanjutnya, terjadi dari pukul 16.00 hingga 07.00 WIB.
 
Status Lahan
 
 
Warga duduk di depan kediamannya di Sangkali, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 8 November 2023. Bermukim di tepi PLTA dan PLTS Terapung Cirata, listrik warga Sangkali biarpet dan kurang setrum/daya.
Warga duduk di depan kediamannya di Sangkali, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 8 November 2023. Bermukim di tepi PLTA dan PLTS Terapung Cirata, listrik warga Sangkali biarpet dan kurang setrum/daya.
 
Warga duduk di depan kediamannya di Sangkali, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 8 November 2023. Bermukim di tepi PLTA dan PLTS Terapung Cirata, listrik warga Sangkali biarpet dan kurang setrum/daya.
Warga duduk di depan kediamannya di Sangkali, Desa Margaluyu, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Bandung Barat, Rabu, 8 November 2023. Bermukim di tepi PLTA dan PLTS Terapung Cirata, listrik warga Sangkali biarpet dan kurang setrum/daya.
Pepe, 70 tahun, ayah Hendra mengakui mereka memang tinggal di lahan PLN. Namun jika persoalan status lahan dipermasalahkan, ia meminta hal itu juga berlaku kepada warga lain yang tinggal di lahan PLN. "Model Eretan teh kenca katuhu na PLN hungkul (Seperti warga yang tinggal di Eretan, kiri kanannya juga bermukim di lahan PLN)," ucapnya. Pun demikian warga Cijuhung yang memperoleh sambungan listrik dari pemerintah meskipun berstatus tinggal di lahan PLN. 
 
Apalagi, Pepe tinggal di Sangkali selepas tergusur proyek bendungan PLTA Cirata puluhan tahun lalu. Ia awalnya bermukim di Bayabang hingga proyek setrum itu membuatnya angkat kaki dari tempat tinggalnya. Uang ganti rugi proyek tersebut dipakai untuk berpindah, membeli lahan dan mendirikan rumah ke wilayah Cianjur. Setelah uang ganti rugi habis serta usaha pertaniannya bangkrut, ia pindah ke Sangkali demi menyambung hidup dengan bekerja di perkebunan. 
 
Dari pemilik, ia kini jadi warga tak bertanah. Keturunannya juga menumpang bermukim di tepi danau yang telah menenggelamkan kampung asalnya. Bendungan yang kini genangan airnya dipakai PLTS Terapung Cirata dan disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara, namun listrik warga di tepinya justru biarpet dan kekurangan setrum.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat