PIKIRAN RAKYAT - Banjir bandang menerjang kawasan pemukiman Braga pada Kamis 11 Januari 2024 lalu dan berdampak pada sekitar 600 rumah di empat RW dan 857 jiwa dari 400 KK. Diketahui banjir bandang terjadi akibat jebolnya tanggul Sungai Cikapundung Kota Bandung.
Terkait banjir bandang itu, Dosen Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (FITB ITB), Dr. Heri Andreas S.T., M.T., menyampaikan perlu sejumlah langkah untuk mengatasi banjir di Kota Bandung dan umumnya di Indonesia. Salah satunya lembaga khusus yang menangani persoalan tersebut.
Dosen dari Kelompok Keahlian Sains Rekayasa dan Inovasi Geodesi ini mengatakan, pengelolaan volume air yang meningkat saat hujan deras dapat dilakukan dengan infiltrasi (penguatan daya serap) maupun run off (penguatan daya tampung).
Jika infiltrasi diutamakan sebagai solusi, kata dia, maka lahan terbuka hijau harus sangat banyak sehingga daya serap air semakin besar. Namun, hal ini sulit dipenuhi. Sebab, wilayah di Kota Bandung khususnya bagian utara, yang mestinya menjadi daerah serapan sudah dipenuhi dengan permukiman.
"Makanya solusi dengan infiltrasi atau menambah daya serap menjadi tidak realistis," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat 12 Januari 2024.
Adapun pilihan lainnya, yakni penguatan daya tampung, dapat dilakukan dengan normalisasi area sungai, naturalisasi, maupun kolam retensi. Meski dia menilai solusi ini pun tidak mudah karena kondisi kota yang sudah sangat padat.
"Realitasnya, apakah daya tampung dapat disiapkan secara maksimal karena di lapangan sudah padat sehingga sulit untuk pelebaran sungai. Kolam retensi pun sulit dilakukan. Akhirnya yang memungkinkan ditanggul setinggi mungkin," ungkapnya.
Hanya saja, dia mengingatkan, semakin tinggi tanggul yang dibuat, maka ketika tanggul itu jebol, bencana yang terjadi akan semakin luar biasa. Apalagi, menurut dia, kapasitas Sungai Cikapundung relatif kecil sehingga tidak dapat menampung volume air yang besar.
"Pemerintah sudah melakukan mitigasi melalui pembuatan tanggul sehingga sedikit menambah kapasitas sungai dan air tidak luber ke samping kiri dan kanan sungai. Namun, ketika volume airnya besar akan ada potensi tanggulnya jebol," tuturnya.