kievskiy.org

Khawatir Dianggap Berpihak di Pilpres 2024, Uskup Bandung Hindari Penyebutan Nomor 1, 2, dan 3

Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin berbicara selaku keynote speaker saat seminar bertajuk Bersama Membangun Bangsa-Hari Studi 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Bumi Silih Asih, Jalan Moch Ramdan, Kamis (8/2/2024).
Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin berbicara selaku keynote speaker saat seminar bertajuk Bersama Membangun Bangsa-Hari Studi 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Bumi Silih Asih, Jalan Moch Ramdan, Kamis (8/2/2024). /Pikiran Rakyat/Satira Yudatama

PIKIRAN RAKYAT - Pemilu 2024 harus menjadi ajang persatuan, bukan perpecahan. Setiap orang harus paham porsi dan posisi masing-masing.

Demikian beberapa poin yang disampaikan Uskup Bandung Mgr Antonius Subianto Bunjamin saat seminar bertajuk Bersama Membangun Bangsa-Hari Studi 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Bumi Silih Asih, Jalan Moch Ramdan, Kamis, 8 Februari 2024. Seminar itu mengusung tema Keterlibatan Umat Dalam Mewujudkan Demokrasi yang Berhati Nurani Melalui Pemilu 2024.

Antonius yang juga merupakan Ketua Presidium KWI optimistis Pemilu 2024 akan berlangsung damai. "Baru pertama kali di Indonesia, peserta Pemilu, pasangan calon presiden dan wakil presiden, calon legislatif, partai politik, pemerintah, dan berbagai pemangku kepentingan menandatangani nota kesepahaman Pemilu damai dan mertabat," ucap Antonius.

Dia turut mengungkapkan, KWI tak luput dari sasaran tuduhan beberapa masyarakat ihwal netralitas dalam Pemilu 2024. Sempat ada tuduhan KWI tak netral karena merespons kunjungan rombongan salah seorang pasangan calon presiden dan wakil presiden.

Padahal, ucap Antonius, KWI tak mengundang satu pun pasangan calon. "Ada salah seorang paslon yang meminta kunjungan. Kami merespons permintaan itu. Hal tersebut dipandang, KWI berpihak ke paslon bersangkutan. Saya beroleh pesan singkat berisi tuduhan tak netral dari Whatsapp maupun surat elektronik," tutur Antonius.

Dua paslon lainnya menyampaikan permintaan untuk berkunjung ke KWI. Pihaknya memberi respons sama kepada dua paslon tersebut, sebagaimana kepada paslon yang lebih dahulu berkunjung.

"Keramahtamahan, ruangan, hidangan, sama ke tiap-tiap paslon. Bahkan, tebaran senyumnya juga sama. Itu termasuk kepada yang tepat waktu, terlambat satu jam maupun yang satu setengah jam," ucap Antonius sembari menyisipkan senda gurau.

Selama berbicara selaku pembica utama dalam seminar, Antonius tak menyebutkan angka satu sampai tiga. Dia khawatir ada yang menginterpretasikan, sebutan angka satu sampai tiga menyimbolkan keberpihakan ke paslon tertentu. "Ada hal tak beres ketika suasana menjadi tak baik karena simbol semata," ucap dia.

Gereja Katolik, ujar Antonius, mendorong semua umat untuk berpartisipasi dalam gerak kebangsaan melalui Pemilihan Umum 2024. Pihaknua mendoakan, proses Pemilu dapat berjalan dengan lancar dan damai. "Siapa pun figur pemimpin yang terpilih nanti dapat merangkul dan memperjuangkan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia," ucap dia.

Hadir dosen dan Direktur Program Pascasarjana STF Driyakarkara, Karlina Supelli, ekonom senior Faisal Basri, Co-Founder What Is Up, Indonesia, Abigail Limuria sebagai narasumber. Karlina Supelli menyampaikan, kesadaran warga untuk terlibat aktif menjaga dan mengembangkan tata pemerintahan demokratis merupakan salah satu pilar demokrasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat