kievskiy.org

Gedung Bersejarah di Perkebunan Maswati Bandung Barat Memprihatikan, Hampir Rata dengan Tanah

Tak terawat dan mendapat perhatian, kondisi bangunan bersejarah eks Pusdiklat Kebun Panglejar Bagian Maswati PTP Nusantara VIII di Kampung Maswati, Desa Kanangasari, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat rusak dan terancam rata dengan tanah, Selasa (20/2/2024).
Tak terawat dan mendapat perhatian, kondisi bangunan bersejarah eks Pusdiklat Kebun Panglejar Bagian Maswati PTP Nusantara VIII di Kampung Maswati, Desa Kanangasari, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat rusak dan terancam rata dengan tanah, Selasa (20/2/2024). /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Kondisi bangunan bersejarah eks Pusdiklat Kebun Panglejar Bagian Maswati PTP Nusantara VIII di Kampung Maswati, Desa Kanangasari, Kabupaten Bandung Barat, sungguh memilukan. Bangunan tersebut rusak parah dan sebagian ambruk. Padahal, keberadaannya berkaitan dengan sejarah salah satu onderneming atau perkebunan di wilayah Bandung.

Bangunan yang berdiri di tepi jalan itu hampir tak terlihat karena tertutup rumput dan semak-semak liar. Alih-alih menunjukkan kemegahan dan keelokannya, gedung itu lebih mirip tempat syuting film horor. Kondisinya tak terawat betul.

Bagian depan bangunan tampak sudah runtuh dengan genting-genting berserakan pada Selasa, 20 Februari 2024. Terdapat beberapa bangunan di lokasi bekas Pusdiklat tersebut.

Kini, bangunannya nyaris rusak dan terbengkalai seluruhnya. Jejak sejarah berada di salah satu bangunan paling depan. Di dinding bangunan, masih tertempel prasasti bertuliskan, Eeerste Steen Gelegd Door Carel Ditlov Brix 5 September 1927.

Tulisan dalam bahasa Belanda tersebut memiliki arti, "Batu pertama diletakkan oleh Carel Ditlov Brix 5 September 1927." Prasasti itu masih tertempel utuh meskipun bangunan rusak parah. Di bagian dalam bangunan bahkan terdapat bagian yang sudah berlubang alias tak memiliki atap lagi.

Keterangan nilai sejarah bangunan tersebut juga muncul dalam catatan di Jurnal Panalungtik Vol.3, No. 1, Juli 2020 berjudul Artefak Kolonial Perkebunan Panglejar, Maswati, Rajamandala Masa Hindia Belanda: Arti dan Arah Sejarah yang ditulis Lia Nuralia dari Balai Arkeologi Jawa Barat.

Tak terawat dan mendapat perhatian, kondisi bangunan bersejarah eks Pusdiklat Kebun Panglejar Bagian Maswati PTP Nusantara VIII di Kampung Maswati, Desa Kanangasari, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat rusak dan terancam rata dengan tanah, Selasa (20/2/2024).
Tak terawat dan mendapat perhatian, kondisi bangunan bersejarah eks Pusdiklat Kebun Panglejar Bagian Maswati PTP Nusantara VIII di Kampung Maswati, Desa Kanangasari, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat rusak dan terancam rata dengan tanah, Selasa (20/2/2024).

Dalam jurnal disebutkan, prasati di bangunan itu merupakan prasasti pendirian rumah Adminsitratur (ADM) Perkebunan Maswati yang kemudian berubah fungsi menjadi Gedung Pusat Pendidikan dan Pelatihan Teh Perkebunan Panglejar.

Perkebunan tersebut dimiliki perusahaan Belanda bernama N.V. Cult. Mij. Maswati Amsterdam dengan lokasi kebun berada sekitar satu kilometer dari halte atau Stasiun Maswati. Komoditas yang dihasilkan perkebunan berupa karet dan teh.

Tulisan dalam jurnal itu juga merujuk Regeering Almanaks voor Nederlandsch-Indie,1893 menyebutkan Onderneming Maswati yang telah berdiri pada 1899 memproduksi tanaman kopi. Tanaman itu berganti menjadi teh dan karet sesuai permintaan pasar internasional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat