kievskiy.org

Penyebab Pergerakan Tanah Cigombong Bandung Barat Terungkap, BPBD Perketat Keamanan

KONDISI bangunan SD Negeri 1 Babakan Talang yang ambruk setelah terjadi pergeseran tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (29/2/2024). Aktivitas belajar berlangsung secara bergantian pagi dan siang, sedangkanwarga yang rumahnya rusak serta ambruk mengungsi tempat aman.*
KONDISI bangunan SD Negeri 1 Babakan Talang yang ambruk setelah terjadi pergeseran tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, Kamis (29/2/2024). Aktivitas belajar berlangsung secara bergantian pagi dan siang, sedangkanwarga yang rumahnya rusak serta ambruk mengungsi tempat aman.* /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Warga Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bandung Barat digemparkan oleh bencana alam pergerakan tanah yang terjadi pada Minggu, 18 Februari 2024 malam, sekitar pukul 22.00 WIB.

Akibat kejadian ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat hingga 2 Maret 2024 ada 48 KK mengungsi dengan total 192 jiwa.

Informasi tersebut disampaikan oleh Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar, Hadi Rahmat melalui keterangan tertulis, pada Sabtu.

"Warga terdampak ada 47 KK dengan 155 jiwa dan warga yang mengungsi ada 48 KK dengan 192 jiwa," ucapnya.

Tak hanya rumah yang terdampak, Hadi menuturkan pergerakan tanah mengakibatkan fasilitas sekolah di Babakan Talang rusak dan tak dapat digunakan untuk aktivitas belajar mengajar.

"Hasil dari investigasi bersama aparat kewilayahan kecamatan, desa, pihak sekolah, sementara sekolah untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, siswa mulai tanggal 21 sampai dengan saat ini belajar di rumah," ujar Hadi.

Penyebab Pergerakan Tanah

Berdasarkan hasil investigasi sementara, BPBD menemukan faktor pendorong bencana pergerakan tanah dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi, serta permukaan tanah yang labil.

"Hujan dengan intensitas tinggi yang melanda wilayah tersebut dan permukaan tanah yang labil," ujarnya.

Dari laporan kontributor Pikiran Rakyat Dewiyatini, Jumat, 1 Maret 2024, diperoleh juga informasi ilmiah terkait penyebab tanah bergerak di kawasan tersebut hingga menyebabkan kerusakan parah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat