kievskiy.org

Satu Rumah di Cireunghas Sukabumi Ambruk Akibat Pergerakan Tanah, 20 Jiwa Harus Mengungsi

Lima rumah di Kampung Tegalkaso, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, rusak akibat pergerakan tanah. Satu di antaranya ambruk hingga rata dengan tanah.
Lima rumah di Kampung Tegalkaso, Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, rusak akibat pergerakan tanah. Satu di antaranya ambruk hingga rata dengan tanah. /Pikiran Rakyat/Herlan Heryadi

PIKIRAN RAKYAT - Lima rumah di Kampung Tegalkaso RT 3/5 Desa Bencoy, Kecamatan Cireunghas, Kabupaten Sukabumi, rusak akibat pergerakan tanah. Satu di antaranya ambruk hingga rata dengan tanah. Pemerintahan setempat menyebut dampak pergerakan tanah membuat lima kepala keluarga dengan 20 jiwa harus mengungsi ke rumah saudara atau kerabat terdekat. Sementara 43 kepala keluarga lainnya terancam.

Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cireunghas, Andri Muhammad Fadil mengatakan, pergerakan tanah dipicu hujan deras yang terus mengguyur. Fadil menyebut pergerakan tanah sudah terjadi sejak 18 November 2023 lalu. Awalnya muncul retakan di kolam ikan milik warga. Lambat laun retakan semakin meluas hingga ke area sawah.

Masih kata Fadil, satu rumah yang ambruk atas nama Dede, dihuni empat jiwa. Penghuni empat rumah lainnya yang ada di sekitar juga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. "Tanggal 26 November kemarin itu semakin melebar sampai 100 meter. Lambat laun retakan merambah ke area permukiman. Jumat sore, 1 Desember 2023 sekira pukul 15.00 WIB satu rumah ambruk. Penghuni rumah sudah diarahkan mengungsi ke rumah saudara terdekat. Kami masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait," ujarnya, Sabtu, 2 Desember 2023.

Sementara itu, Kapolsek Cireunghas Inspektur Polisi Dua Hendrayana mengaku sudah memasang garis polisi di area rawan pergerakan tanah sejak tanggal 28 November, atau sejak pergerakan tanah semakin melebar. Hendrayana pun masih terus melakukan monitoring lantaran cuaca hingga saat ini masih kerap turun hujan. Petugas gabungan secara bergantian bersiaga mengantisipasi pergerakan tanah semakin meluas.

Baca Juga: Kucing-kucingan Satpol PP dan Penjual Rokok Ilegal di Kota Sukabumi

"Upaya sementara pihaknya meminta warga yang tinggal berdekatan dengan titik pergerakan tanah agar sementara waktu direlokasi ke rumah kerabat terdekat. Mencegah terjadinya bencana susulan. Total ada 48 kepala keluarga yang tinggal di kampung itu, tapi yang diminta untuk relokasi baru enam kepala keluarga. Kami dari Polsek dengan Koramil Cireunghas juga secara berkala melakukan pengecekan setiap hari," kata Hendrayana.

Rumah yang ambruk hingga rata dengan tanah diketahui dihuni oleh Dede Supriatna bersama istri dan dua anaknya. Istri Dede, Rika Risnawati (30) menceritakan bagaimana rumahnya semula hanya mengalami retak kemudian ambruk. Rika dan keluarganya melihat sendiri detik-detik saat rumahnya ambruk akibat pergerakan tanah pada Jumat, 1 Desember 2023 sore sekitar pukul 15.00 WIB. Ia mengaku sudah betul-betul mengosongkan beberapa barang di dalam rumah beberapa hari sebelum ambruk.

"Awalnya itu ada retakan di kolam warga sini, terus ke sawah. Lama-lama retakan melebar terus semakin naik ke rumah saya. Sekitar dua minggu ke belakang itu sudah mulai pindahkan barang ke rumah saudara. Sekarang sementara waktu tinggal di rumah keponakan tidak jauh dari sini. Kalau saya sekeluarga berharap segera ada bantuan dari pemerintah, karena ini kan tempat tinggal. Tidak mungkin terus-terusan tinggal di rumah keponakan," kata Rika.

Tepat di samping rumah Dede dan Rika, adalah kediaman Tata (47) yang juga Ketua RT setempat. Selain harus menjaga keluarganya, Tata juga harus sering memperingati warga lainnya untuk waspada untuk mengantisipasi bencana susulan. "Rumah saya juga sekarang retak-retak. Sementara keluarga pindah ke rumah saudara dekat sini. Malam-malam atau pas hujan, tidur di saudara. Pagi sampai sore aktivitas di rumah ini sambil terus memantau," ujar Tata.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat