kievskiy.org

Penyebab Pergerakan Tanah di Bandung Barat Terungkap, Ada Bahaya Geologis

Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, S.Sos; M.M (kanan, berkaca mata hitam) dan Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif (kiri) meninjau lokasi pergerakan tanah di Kampung Cigombong Kabupaten Bandung Barat, Selasa 5 Maret 2024.
Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto, S.Sos; M.M (kanan, berkaca mata hitam) dan Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif (kiri) meninjau lokasi pergerakan tanah di Kampung Cigombong Kabupaten Bandung Barat, Selasa 5 Maret 2024. /Pikiran Rakyat/Bambang Arifianto

PIKIRAN RAKYAT - Bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, menimbulkan dampak serius bagi masyarakat, Minggu, 24 Maret 2024.

Kejadian ini menyebabkan 10 orang hilang, 4 orang luka berat, 33 orang luka ringan, dan lebih dari 400 orang terpaksa mengungsi. Dampak infrastruktur, 30 rumah rusak, 2 masjid dan 2 madrasah terdampak.

Menurut analisis awal Badan Geologi, kejadian ini terjadi akibat berbagai faktor yang meliputi kondisi geologi lokasi, faktor pengontrol, dan situasi terkini.

Sejumlah bangunan rusak parah akibat pergerakan tanah di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.
Sejumlah bangunan rusak parah akibat pergerakan tanah di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

“Kondisi geologi di sekitar lokasi kejadian menunjukkan bahwa material lereng tersusun atas breksi tufaan, lava, batupasir, dan konglomerat. Hal ini mengindikasikan adanya potensi bahaya geologis di area tersebut,” kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Dr. Ir. Muhammad Wafid A.N, Selasa, 26 Maret 2024.

Wafid mengatakan, faktor-faktor pengontrol yang memperparah situasi termasuk kelerengan yang curam serta tebalnya lapisan tanah pelapukan yang berasal dari Breksi Vulkanik. Dia juga menambahkan gerakan tanah ini dipicu oleh curah hujan tinggi, mencapai 60mm/jam selama 4 jam tanpa henti, menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Situasi gerakan tanah tersebut memiliki karakteristik longsoran yang berkembang menjadi aliran bahan rombakan. Lokasi kejadian berada pada zona kerentanan Gerakan Tanah tinggi yang menunjukkan tingkat kerentanan tinggi terhadap fenomena serupa.

“Gerakan tanah lama dan baru masih aktif bergerak, terutama saat terjadi curah hujan tinggi dan erosi yang kuat. Sekitar 30 persen lokasi perumahan di sekitar area ini termasuk dalam zona aliran bahan rombakan,” katanya.

Lokasi banjir bandang dan longsor berada pada bidang sesar yang berarah Timur Laut ke Barat Daya dengan kemiringan sebesar 45-67 derajat. Menurut Wafid, analisis awal ini menjadi dasar bagi pihak terkait untuk mengambil tindakan cepat dalam penanganan bencana ini. Upaya pencegahan, mitigasi, dan rehabilitasi akan menjadi fokus untuk meminimalkan risiko serupa di masa depan.

Wafid menjelaskan, dalam situasi darurat seperti ini, koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan masyarakat setempat sangat diperlukan untuk memastikan perlindungan dan pemulihan yang maksimal bagi para korban dan lingkungan sekitar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat