PIKIRAN RAKYAT - Kesibukan sehari-hari banyak menuntut kita untuk bergerak dengan cepat. Salah satu implikasinya adalah meningkatnya penggunaan sesuatu yang instan, seperti makanan instan, hingga produk-produk lain yang sifatnya instan.
Padahal, kebiasaan mengandalkan sesuatu yang instan bukan tanpa konsekuensi. Salah satunya, meningkatnya sampah atau produk buangan yang merugikan lingkungan sekitar.
Data dari Badan Pusat Statistik dan Asosiasi Industri Plastik Indonesia tahun 2018, menyebutkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton/tahun. Kemana perginya? Sebagian berakhir di tempat pembuangan sampah akhir dan sebagian lagi berakhir di laut.
Baca Juga: Laku Hampir Dua Ribu Unit, Toyota Avanza Jadi Mobil Keluarga Terlaris di September 2020
Toko ritel dan rumah tangga ikut menjadi penyumbang. Sebagian besar berasal dari kemasan produk yang dibeli, baik di toko modern maupun tradisional.
Sebagai jawaban dari kegelisahan menghadapi sampah kemasan plastik yang semakin menggunung, di berbagai belahan dunia belakangan muncul toko-toko yang menjual produk tanpa kemasan. Toko ini sering disebut bulk store atau pack free store.
Di Indonesia, konsep semacam ini sudah terlebih dulu ada. Beberapa yang sudah banyak dikenal seperti Zero Waste Bali di Ubud, Uluwatu, dan Canggu, Saruga Packfree Store, Bintaro, Tangerang Selatan, Thebulkstorenco, Jakarta, dan Alang-Alang Zerowaste, Surabaya.
Baca Juga: Soroti Perekonomian Selama Kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf, Ekonom: Bayi Baru Lahir Saja Sudah Berutang
Belum lama ini, semangat serupa akhirnya sampai di Bandung. Sejak dua bulan terakhir, ada beberapa toko bulk store yang muncul. Sebut saja Cetana yang terletak di Jalan Ranggamalela No. 8, Kota Bandung, dan Toko Nol Sampah di Jalan Bima No. 40, Kota Bandung.