PIKIRAN RAKYAT - Dalam Dua tahun terakhir, kontribusi sampah yang masuk ke Sungai Citarum berkurang banyak, bahkan sampai 42 persen, dibanding dengan sebelum program Citarum Harum bergulir.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah mengatakan, berdasarkan data pada 2018, terdapat 7.000 ton sampah terbantu tertangani secara langsung dari dalam pendekatan penanganan darurat.
Sepanjang 2018 sampai 2019, pemerintah Kabupaten bandung terus melakukan pengembangan infrastruktur pendukung pengolahan sampah, seperti pembangunan Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPS) juga bank sampah.
Baca Juga: Klaim Kasus Aktif Covid-19 Lebih Rendah dari Rata-rata Dunia, Jokowi: Harus Kita Jaga dan Perbaiki
TPS dibangun supaya masyarakat tidak membuang sampah secara langsung ke sungai, sehingga secara tidak langsung TPS akan membantu mengurangi risiko masyarakat membuang sampah ke Citarum atau anak-anak sungainya.
"Target PAD bidang pengolahan sampah selalu tercapai," ucap Asep, dalam keterangan Dinas Komunikasi dan Informatika Jawa Barat, Rabu, 18 November 2020.
Target PAD dari pengolahan sampah yang selalu tercapai, merupakan salah satu bukti kalau banyak sampah yang dikelola secara darurat (dibuang ke TPA), sehingga tidak berkontribusi terhadap sampah dibuang secara langsung ke sungai.
Baca Juga: Gatal Ingin Kembali ke Lintasan, Marc Marquez Targetkan Juara Dunia di MotoGP 2021
Pihaknya mencatat terdapat 2.443 truk yang tidak sampai ke TPA karena sudah selesai di sumber (Rumah Tangga). "Selesai di sumber karena lahirnya banyak bank sampah dan lubang cerdas organik (LCO)," ucapnya.
LCO merupakan solusi pengolahan sampah organik di masyarakat. Pemkab Bandung memiliki program minimal dua LCO di setiap rumah tangga, agar kontribusi pencemaran dari sampah rumah tangga ke Sungai Citarum bisa terselesaikan sejak dari sumber.