kievskiy.org

Sepak Bola dan Kematian, Tempat Segala Emosi Tertumpah

Bobotoh Persib Bandung berunjuk rasa di depan Graha Persib, Bandung, Jawa Barat, Selasa 21 Juni 2022.
Bobotoh Persib Bandung berunjuk rasa di depan Graha Persib, Bandung, Jawa Barat, Selasa 21 Juni 2022. /Antara/Novrian Arbi

PIKIRAN RAKYAT – Dunia sepak bola Indonesia kembali berduka. Dua bobotoh Persib Bandung meninggal dunia saat nonton pertandingan Persib vs Per sebaya dalam Piala Presiden 2022. Korban diduga meninggal dunia akibat kesulitan bernapas karena suasana di Stadion GBLA (Gelora Bandung Lautan Api) tidak kondusif akibat membeludak nya jumlah suporter.

Rois ’Am Majelis Sastra Bandung, Matdon menyampaikan pandangannya dalam tulisan yang dimuat di Harian Umum Pikiran Rakyat edisi Rabu 22 Juni 2022. Berikut ini tulisan lengkapnya.

***

Meski berbeda kasus, peristiwa heboh meninggalnya suporter sempat pula terjadi pada Liga 1 tahun 2018. Suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, tewas akibat dikeroyok suporter lain, juga di GBLA.

Peristiwa itu terus berulang dan akan terulang selama belum ada regulasi penonton dan panitia yang hebat.

Baca Juga: Suporter, Dilema Sepak Bola Kita

Dua bobotoh yang meninggal tahun 2022 menambah deretan panjang suporter yang meninggal. Bahkan menurut data Save Our Soccer (SOS), sejak Liga Indonesia digelar pada 1994, sudah 78 orang meninggal dunia.

Memang harus diakui, sepak bola tanpa suporter terasa hampa dan mungkin membosankan meski dalam siaran langsung di televisi ada backsound gemuruh suporter.

Penonton sering disebut pemain ke-12 dalam suatu klub sepak bola. Namun, di sanalah akhirnya segala emosi tertumpah ruah sehingga memicu kerusuhan antarsuporter.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat