PIKIRAN RAKYAT – Tragedi Kanjuruhan, kerusuhan yang terjadi dalam pertandingan BRI Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Sabtu, 1 Oktober 2022, akan tercatat dalam sejarah kelam sepak bola dunia.
Bagaimana tidak, tragedi berdarah yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang tersebut telah menelan 182 orang korban hingga Minggu, 2 Oktober 2022 siang.
Adapun korban tragedi tersebut berpotensi kembali bertambah mengingat masih banyak korban lain yang tengah dirawat.
Banyaknya jumlah korban ini menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai tragedi terbesar kedua dalam sejarah kerusuhan sepak bola di dunia.
Baca Juga: Soal Tiket Laga Persib Vs Persija yang Tertunda, Teddy Tjahjono Minta Bobotoh Tidak Khawatir
Tragedi pertama dengan jumlah korban jiwa terbesar terjadi di Stadion Nasional (Estadio Nacional) di Ibu Kota Peru, Lima saat laga Peru vs Argentina pada 1964 silam.
Tragedi ini menewaskan 326 suporter akibat kerusuhan di dalam stadion dan dihalau polisi.
Para penonton panik berlari ke pintu keluar stadion yang ternyata masih tertutup dan membuat banyak orang terinjak-injak.
58 tahun kemudian, tragedi berdarah dalam kerusuhan sepak bola terjadi di Indonesia, tepatnya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu, 1 Oktober 2022 dalam pertandingan Arema FC vs Persebaya.