PIKIRAN RAKYAT – Manajemen Arema FC mempertimbangkan untuk menempuh keputusan bubar apabila dianggap tak kunjung kondusif. Keputusan krusial ini disampaikan Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI), Tatang Dwi Arfianto, usai aksi demo yang berakhir ricuh di kantor Arema FC, Minggu, 29 Januari 2023.
Sejumlah tuntutan massa aksi Arek Malang Bersikap yang digelar di Kantor Arema FC pada Minggu 15 Januari 2023 menyuarakan agar PT AABBI menghentikan segala aktivitas di Malang Raya. Tuntutan kembali diserukan dalam aksi pada Minggu, 29 Januari 2023, tetapi berujung ricuh.
Tuntutan lainnya disuarakan massa aksi menuntut Arema mundur dari kompetisi BRI Liga 1 2022-2023. Selain itu, PT AABBI dituntut berperan aktif membantu proses hukum tragedi Kanjuruhan yang tengah berjalan di pengadilan.
Menurut Tatang, pihaknya telah mengerahkan segala upaya setelah insiden tragedi Kanjuruhan. Hal ini mulai dari membuka Crisis Center untuk penanganan korban, kemudian membantu menghadapi proses gugatan hukum, baik pidana dan perdata.
Di samping itu, Arema FC telah berusaha menjaga eksistensi klub agar tetap berkompetisi. Meskipun klub dijatuhi berbagai sanksi dan denda dari federasi. Arema juga telah memberikan layanan trauma healing dan menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan.
Akan tetapi, jika upaya dan itikan Arema FC ini dianggap belum memenuhi keinginan berbagai pihak atau justru tidak kondusif, maka manajemen mempertimbangkan keputusan krusial untuk membubarkan klub Arema FC.
Tatang menjelaskan, hal ini sebagai bentuk respons manajemen atas semua insiden yang telah terjadi. Direksi dan manajemen juga telah berkumpul, membicarakan langkah yang ditempuh untuk ke depannya.
Baca Juga: Huang Dong Ping Senang Bertemu Liliyana Natsir di Podium Indonesia Masters 2023