kievskiy.org

Debut Enzo Fernandez di Chelsea Tak Berbuah Kemenangan, Hasil Transfer Rp3,9 Triliun Belum Terasa

Pemain Chelsea, Enzo Fernandez saat berlaga melawan Fulham pada 3 Februari 2023.
Pemain Chelsea, Enzo Fernandez saat berlaga melawan Fulham pada 3 Februari 2023. /Reuters/Tony Obrien

PIKIRAN RAKYAT – Chelsea bermain imbang 0-0 saat menjamu Fulham dalam lanjutan Liga Inggris pada Sabtu, 4 Februari 2023 dini hari WIB. Hasil imbang kontra Fulham membuat Chelsea hanya mampu membukukan dua kemenangan dari delapan pertandingan terakhir di Liga Inggris.

Hasil minor masih menghantui Chelsea, meskipun The Blues telah menggelontorkan total dana senilai 200 Juta poundsterling atau sekira Rp3,9 trilliun pada bursa transfer Januari 2023. Akan tetapi, dana fantastis tersebut belum memberikan hasil positif bagi tim asuhan Graham Potter. 

Dua kali gagal menang kontra Fulham, membuat para penggemar menyangsikan keputusan Graham Potter memboyong Enzo Fernandez.

Enzo Fernandez yang didapuk sebagai pemain Liga Inggris paling mahal sepanjang sejarah itu gagal membawa dampak positif bagi Chelsea, padahal nilai transfer yang digelontorkan untuk memboyong gelandang tengah Argentina itu cukup besar, yakni 106 juta poundsterling atau sekira Rp2 triliun.

Baca Juga: Lato-Lato Dilarang Masuk Lapas dan Rutan, Khawatir Jadi Alat Selundupkan Narkoba hingga Senjata saat Rusuh

Tak hanya Enzo Fernandez, para pemain debutan lain seperti Benoit Badiashile, Mykhailo Mudryk, David Datro Fofana, dan Noni Madueke pun gagal memnunjukan performa apik pada laga kontra Fulham.

Banyak pengamat dan penggemar menyangsikan klaim Graham Potter yang menyatakan bahwa Chelsea telah berada di jalur kebangkitannya. Pasalnya, hasil imbang kontra Fulham membuat rekor The Blues semakin buruk.

Dana triliunan rupiah yang digelontorkan Chelsea pada awal tahun pun banyak disangsikan oleh para pengamat.

Baca Juga: Kasus Polisi Palak Polisi: Bripka Madih Sudah 2 Kali Dilaporkan ke Propam

Pengamat sepak bola dari Telegraph mengatakan, Grahham Potter kekurangan penyerang murni. Graham Potter dikritik karena memainkan Kai Havertz sebagai penyerang tengah, padahal pemain berusia 23 tahun itu sempat mengatakan lebih nyaman bermain sebagai gelandang serang.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat