PIKIRAN RAKYAT - Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, mengungkapkan pandangannya terhadap putusan Pengadilan Eropa terkait proyek Super League. Dia menegaskan bahwa meskipun ia tidak mendukung proyek tersebut, ia senang melihat bahwa pengadilan memberikan "gertakan" kepada UEFA dengan menyatakan bahwa badan pengatur tersebut telah "menyalahgunakan posisi dominannya" dalam mengendalikan sepakbola Eropa.
Putusan Pengadilan Eropa (ECJ) pada hari Kamis, 21 Desember 2023, menyatakan bahwa aturan FIFA dan UEFA yang mensyaratkan persetujuan mereka sebelumnya terhadap kompetisi sepakbola baru adalah "melanggar hukum."
Setelah putusan tersebut, sejumlah klub teratas Eropa merilis pernyataan menolak pembentukan Super League baru. Sejumlah klub Eropa tersebut memilih untuk memberikan dukungan terbuka untuk kompetisi UEFA yang sudah ada.
"Putusan Pengadilan Eropa kemarin tidak mengubah sikap sebelumnya Liverpool FC terkait European Super League yang diusulkan. Partisipasi kami telah dihentikan," kata Liverpool dalam sebuah pernyataan pada Jumat, 22 Desember 2023.
Baca Juga: Bicara soal Chelsea, Manajer Real Madrid Enggan Bahas European Super League
"Kami akan terus bekerja sama dengan klub-klub lain melalui ECA dan berpartisipasi dalam kompetisi UEFA," paparnya.
Ditanya tentang keputusan pengadilan dalam konferensi pers pada Jumat menjelang pertandingan puncak melawan Arsenal, Klopp mengatakan: "Saya setuju 100% dengan pernyataan itu (dari Liverpool)."
"Tapi saya senang kami akhirnya memiliki pemahaman bahwa FIFA dan UEFA dan badan lain tidak bisa hanya melakukan apa yang mereka inginkan,” kata Jurgen Klopp.
"Di masa depan, kita harus membicarakan banyak hal dan jika kita hanya melakukan hal-hal yang mereka lakukan - seperti menambah kompetisi dan bermain lebih banyak pertandingan - dan kita tidak memiliki suara nyata dalam hal itu dan tidak tahu apa yang terjadi, saya suka melihat bahwa mereka mendapat sedikit gertakan," katanya.
Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, menyambut baik putusan ECJ terkait proyek Super League, menambahkan bahwa UEFA dan FIFA tidak memahami bisnis olahraga dan kebutuhan untuk meningkatkan pendapatan klub.