kievskiy.org

Kinerja Bulog Jadi Sorotan, Dedi Mulyadi: Membingungkan, Beli Gabah Enggak Bisa, Jual Beras pun Tak Bisa

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi. /Pikiran-Rakyat.com/Novianti Nurulliah

PIKIRAN RAKYAT - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyoroti kinerja perusahaan BUMN Bulog. Dedi Mulyadi menilai Bulog gagal dalam melakukan dua hal. 

Dedi Mulyadi mengatakan, pertama, Bulog tak memiliki kemampuan menyerap gabah petani sehingga para petani menjual hasil padinya ke tekngkulak. Namun seringkali tengkulak tidak semuanya memiliki modal yang cukup.

"Banyak tengkulak yang baru bisa membayar setelah penjualan. Sehingga ada titik waktu banyak para petani kecil yang mengalami kekosongan keuangan karena menunggu hasil gabahnya menjadi beras dan laku di pasar," kata Dedi, Kamis, 25 Maret 2021.

Dedi melanjutkan, hal kedua yang gagal dilakukan Bulog adalah tidak maksimalnya menyerap gabah petani.

Baca Juga: Thailand Memanas, Ribuan Orang Turun ke Jalan Tuntut Reformasi Monarki

Menurut Dedi, daya serap Bulog itu rendah karena sering kali membeli beras di bawah tengkulak. Misalnya, tengkulak membeli gabah dari petani Rp 4.200 per kilogram, sedangkan Bulog hanya Rp 3.800 per kilogram. Hal itu karena memang Bulog memiliki kehati-hatian dalam membeli gabah.

Selain itu, ujar Dedi, Bulog juga ternyata tidak mampu menjual beras. Hal itu bisa dilihat dari masih banyaknya stok lama yang tak bisa keluar.

"Banyak beras lama tak terpakai berarti tak bisa keluar kan, sehingga mengalami kerusakan," kata politisi Golkar ini.

Kemudian, lanjut Dedi, Bulog tak memiliki gudang dengan tekonologi memadai dalam penyimpanan beras. Akibatnya, beras yang disimpan di gudang tidak bisa bertahan lama sehingga mudah busuk. Selama ini, Bulog menyimpan beras hanya dengan mengganjalkan memakai valet sehingg beras tidak bisa bertahan lama.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat