kievskiy.org

Karena Hujan, Produksi Gurilem Cililin Turun 50 Persen

WARGA menyuwir bahan gurilem di Kampung Pasirmeong, Desa/Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Senin (21/12/2015). Sejak musim hujan, produksi gurilem di Cililin menurun hingga 50 persen.*
WARGA menyuwir bahan gurilem di Kampung Pasirmeong, Desa/Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Senin (21/12/2015). Sejak musim hujan, produksi gurilem di Cililin menurun hingga 50 persen.*

NGAMPRAH, (PRLM).- Bagi penggemar kerupuk gurilem, sejak memasuki musim hujan ini, produksi gurilem di Kampung Pasirmeong, Desa/Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat merosot hingga 50 persen. Dalam sepekan, perajin gurilem hanya bisa menghasilkan 3-4 hari lantaran terkendala cuaca. Perajin gurilem, Dayat (46) mengungkapkan, kendala cuaca menyebabkan produksi gurilem turun setiap musim hujan. Sebab, salah satu bagian dari proses pembuatan gurilem yaitu dijemur di bawah terik matahari. “Kalau musim hujan, sering tidak ada panas matahari. Jadi, tidak bisa produksi,” ujar Dayat di pabrik gurilem miliknya di Kampung Pasirmeong, Senin (21/12/2015). Dalam kondisi normal, Dayat menuturkan, ia memproduksi 14 kuintal gurilem per pekan atau 2 kuintal per hari. Namun saat musim hujan, ia hanya memproduksi 7-8 kuintal per pekan. Hal itu membuatnya tidak bisa memenuhi permintaan dari semua pelanggannya. Akibatnya, omset penjualannya pun menurun hingga 50 persen seiring dengan turunnya produksi. “Permintaan gurilem saat ini stabil, sekitar 3.000 liter per hari. Tapi karena produksinya turun, jadi tidak bisa dipenuhi semuanya,” ujar Dayat yang sudah menjadi perajin gurilem sejak tahun 1990-an ini. Kendala cuaca, lanjut dia, sebenarnya bisa diatasi dengan menggunakan alat pemanas atau oven dengan harga sekitar Rp 4 juta. Alat itu memiliki kapasitas hingga 30 kg gurilem. Namun, Dayat tidak menggunakan oven tersebut. Selain karena alasan biaya, menurut dia, kualitas gurilem dari alat tersebut tidak sebaik dengan yang dijemur langsung di bawah terik matahari. Saat ini, produk setengah jadi gurilem Dayat baru dipasarkan di tingkat lokal, yakni di Kecamatan Cililin dan sekitarnya. Untuk setiap liter gurilem, ia menjualnya seharga Rp 5.000 dan per kg Rp 14.000. “Di pasaran, gurilem ini dijual Rp 3.000-Rp 5.000 per bungkus. Di kota, harganya mungkin lebih tinggi lagi, tergantung cara pengemasan dan bumbu gurilemnya,” ujar Dayat. Seperti diketahui, gurilem merupakan penganan khas Cililin selain wajit. Perajin gurilem dan wajit Cililin banyak terdapat di Kampung Pasirmeong dan sekitarnya. (Cecep Wijaya/A-88)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat