kievskiy.org

Qatar Butuh Tenaga Profesional dari Indonesia

DOHA, (PR).- Menteri Administrasi Pembangunan, Tenaga Kerja dan Sosial Negara Qatar Dr. Eisa Saad A. Al-Naimi menyambut baik undangan Menteri Ketenagakerjaan RI Muhammad Hanif Dhakiri untuk berinvestasi di Indonesia di bidang pelatihan tenaga kerja. Negara penghasil gas terbesar di dunia itu juga pada 2016 ini, memberikan peluang bagi tenaga profesional dari Indonesia untuk mengisi 24.000 lowongan kerja di berbagai bidang. "Kami tertarik untuk investasi di bidang pelatihan tenaga kerja di Indonesia. Qatar masih membutuhkan banyak tenaga kerja profesional di berbagai bidang dan skema investasi pelatihan kerja merupakan jalan yang baik agar kedua belah pihak dapat memantau proses dan mutu dari penyiapan tenaga kerja profesional", kata Al-Naimi dalam pertemuannya dengan Menteri Hanif di Doha. Saat ini jumlah tenaga kerja Indonesia di Qatar mencapai 40.000 orang. Dari jumlah itu, 7.000 di antaranya pekerja profesional, 3.000 pekerja semi-skilled dan selebihnya adalah pekerja di sektor rumah tangga. Walaupun mengalami penurunan pasar tenaga kerja akibat merosotnya harga minyak mentah dunia, Qatar masih gencar melakukan pembangunan infrastruktur di berbagai bidang seperti industri pengolahan, transportasi, gedung perkantoran , hotel dan lain-lain. Kebutuhan akan operator, teknisi, mekanik, manajer dan insinyur masih tinggi. "Kami senang jika pihak Indonesia dapat menyediakan daftar dan spesifikasi pekerja profesional Indonesia yang tersedia, serta proposal mengenai investasi bidang pelatihan tenaga kerja. Kami nanti akan koordinasikan dengan lembaga-lembaga terkait di Qatar", imbuh Menteri Al-Naimi. Dalam pertemuan sekitar satu jam itu Menteri Hanif didampingi Dubes RI untuk Qatar Muhamad Basri Sidehabi, Dirjen Binapentasker Hery Sudarmanto dan Dirjen Binalattas Khairul Anwar. Menteri Hanif bertemu dengan Menteri Al-Naimi dalam lawatannya ke beberapa negara Timur Tengah. Selain Qatar, Menteri Hanif juga mengunjungi Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Sehari sebelumnya, Menaker juga melakukan pertemuan dengan Menteri Tenaga Kerja dan Pembangunan Sosial Saudi Arabia, Mufarrij al-Haqbani. Hanif juga menyampaikan beberapa kebijakan soal penempatan tenaga kerja Indonesia di Timur Tengah. Hanif meminta pemerintah Arab Saudi untuk lebih memberikan perhatian terhadap berbagai persoalan yang terjadi. Selain, masalah yang menimpa tenaga kerja informal yg masuk sebelum penutupan maupun yg masuh setelah penutupan krn adanya kebijakan sepihak pemerintah Saudi Arabia. Hanif meminta pemerintah Saudi Arabia ikut membantu ribuan pekerja Bin Laden asal dari Indonesia yang masih belum menerima haknya. Menanggapi hal itu, Mufarrij al-Hagbani, berjanji akan memperhatikan beberapa masalah yang disampaikan. Seperti juga Qatar, Mufarrij al-Hagbani, juga meminta penempatan tenaga kerja dimestik unt PRT, kembali dibuka. Dengan tegas, Hanif mengatakan, pihaknya belum dapat memenuhi permintaan itu. Menurut Mufarrij al-Hagbani, kenapa beberapa negara seperti Hongkong, Malysia dan beberapa negara Asia Pasific diizinkan dan Arab Saudi dilarang. Dengan kata-kata yg tegas Hanif mengatakan, soal keinginan Saudi Arabia, agar penempatan PRT dibuka kembali, sebaiknya tidak kita bicarakan saat ini. "Pembicaraan soal penempatan PRT di negara Anda, tak perlu kita diskusikan. Karena hal itu akan membuat hati saya dan Anda terluka," ujar Hanif kepada Mufarrij al-hagbani.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat