kievskiy.org

Harga Telur Turun Terus, Terungkap Alasan di Baliknya

Pekerja mengambil telur ayam, di Desa Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 23 September. Harga telur turun terus.
Pekerja mengambil telur ayam, di Desa Sindangrasa, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 23 September. Harga telur turun terus. /Antara Foto/Adeng Bustomi ANTARA FOTO

PIKIRAN RAKYAT - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail, mengakui harga telur ayam sudah 3 bulan terus menurun di tingkat peternak. 

Berdasarkan Informasi dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Petelur, harga telur hari ini rata-rata di tingkat peternak Rp17.000 per kilogram, sudah meningkat dari harga sebelumnya Rp15.000 per kilogram. 

“Semenjak awal tahun 2021, karena banyak peternak ayam ras broiler yang bangkrut, sehingga banyak peternak broiler yang bermigrasi menjadi budidaya ayam petelur/ menjadi peternak layer, dikarenakan harga pullet (ayam yang siap bertelur) turun drastis dari harga awal rata-rata pullet itu Rp5.000 per minggu menjadi Rp2.500-Rp3.500 per minggu,” ujar Jafar, Kamis, 30 September 2021.

Baca Juga: Sudah 'Hamili' Seorang Gadis, Verrel Bramasta Janji Beri Mahar Lebih Besar daripada Milik Rizky Billar

Kemudian, apabila pullet  umur 20 minggu dari harga Rp100.000 per ekor, maka  menjadi Rp50.000 sd Rp70.000 per ekor. Sementara itu harga DOC layer (ayam yang baru menetas), bukan dari Chaeron Pokphand (CP) dan Comfeed sebesar Rp1.000, dan harga DOC dari Charoen Pokphand rata-rata Rp3.500, dari Comfeed rata-rata Rp4.500.

“Selain itu, alasan lainnya yaitu puncak produksi telur layer (ayam petelur) dengan teknologi dan perbaikan genetic dan pakan sekarang ini bisa mencapai 420 butir/ekor/siklus produksi, dibandingkan tahun sebelumnya yang rata-rata puncak produksi yaitu 350-400  butir/ekor/siklus produksi, sehingga terjadi kenaikan produksi,” ucapnya.

Demikian juga masa umur afkir layer sekarang bisa mencapai umur 100 minggu,  lebih lama dibandingkan sebelumnya rata-rata afkir yaitu 83 minggu.

Baca Juga: Viral Ditilang karena Bawa Sepeda dalam Mobil, Dirlantas Minta Maaf: Anggota Tersebut ‘Salah’

Dijelaskan Jafar, kondisi permintaan telur turun dikarenakan Pandemi Covid-19 juga. Menurut dia, banyak sekolah, catering, pariwisata,  restoran dan catering yang belum optimal buka ,ditambah masih adanya PPKM, sehingga permintaan telur turun dan penyerapan turun hingga 40%  yang dimulai sejak  bulan Juli, Agustus hingga September 2021.

“Harga jagung sampai saat ini juga sudah turun dari Rp 6.000,- Rp 6.200,- menjadi Rp. 4.500 per kilogram. Apabila harga jagung Rp. 6.000,- per kilogram, maka HPP telur ditingkat peternak bisa mencapai Rp. 19.000,- sampai Rp 20.000,-.per kilogram, sedangkan apabila harga jagung Rp. 4.500,- /kg maka hpp telur di tingkat peternak yaitu Rp 16.000,- sampai Rp 17.000,- per kilogram,” ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat