kievskiy.org

Melonjaknya Harga Cabai Rawit Dinilai Tidak Wajar

BANDUNG, (PR).- Persatuan Pedagang Pasar dan Warung Tradisional (Pesat) Jabar serta Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar mengeluhkan tidak wajarnya harga cabai. Sebab, meskipun cuaca dalam kondisi ekstrem, pasokan cabai sebetulnya tidak dalam kondisi kritis. Oleh karena itu, ketika harga cabai melonjak tidak wajar, hal ini merugikan termasuk menjadi pertanyaan besar. ”Harga cabai rawit alias cengek sudah sama dengan harga daging sapi. Harga cabai rawit merah Rp 120.000 per kg dan harga cabai rawit hijau Rp 100.000 per kg,” ujar Ketua Pesat Jabar Usep Iskandar Wijaya kepada ”PR”, di Bandung, Minggu, 8 Januari 2017. Menurut Usep, kenaikan harga cabai yang tidak wajar dan di luar nalar memperlihatkan ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan harga. Pemerintah mestinya segera mengambil langkah strategis untuk mengantisipasi hal tersebut. ”Hanya saja perlu menjadi perhatian penting, jangan sampai kenaikan harga cabai yang tidak wajar tersebut menjadi legitimasi pemerintah untuk melakukan impor cabai. Sejak dahulu hingga saat ini, kami Pesat Jabar menolak kebijakan sedikit-sedikit impor,” katanya menjelaskan. Ia berpendapat, alih-alih impor, mestinya untuk urusan cabai pemerintah bisa melakukan antisipasi. Caranya bisa dengan meningkatkan kemandirian masyarakat atau membuat program bagi masyarakat. Usep yakin bila pemerintah membuat langkah konkret dan terarah, masyarakat juga akan mendukung. ”Masyarakat kita itu pekerja keras. Asal diberikan program yang jelas, terarah, dan bisa dilaksanakan, mereka pasti mende­ngar dan taat. Realitasnya, program-program pemerintah saat ini kebanyakan hanya retorika. Tidak nyambung dengan kebutuhan masyarakat. Maka tidak heran kalau banyak program yang mandek,” ujarnya menjelaskan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat