kievskiy.org

BPD Harus Menghapus Mindset Lokal

BANDUNG, (PR).- Bank Pembangunan Daerah (BPD) memiliki kekuatan besar di kancah perbankan nasional. Namun, untuk membangkitkan kekuatan tersebut, BPD harus mengubah mindset lokal dan mulai bertransformasi ke mindset global.

Demikian diungkapkan Direktur Kepatuhan & Manajemen Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (bank bjb), Agus Mulyana, melalui siaran pers yang diterima "PR", Minggu, 23 Juli 2017. Pada triwulan I/2017 total aset BPD mencapai Rp 586,6 triliun.

"Aset sebesar ini merupakan kekuatan yang sangat besar dalam perbankan nasional. Namun, kekuatan aset tersebut harus disertai dengan kemampuan BPD dalam memberikan pelayanan terbaik dan memanfaatkan setiap peluang yang ada," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut dia, BPD harus bersinergi, harus besar, kuat dan lincah dalam memaksimalkan berbagai peluang. Hal itu juga harus dibarengi dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang baik.

Sayangnya, dikatakan Agus, GCG merupakan salah satu kelemahan terbesar BPD, selain rendahnya daya saing dan keterbatasan modal. Ketiga persoalan itulah, menurut dia, yang mendesak dilakukannya Transformasi BPD.

"Kami sangat mendukung realisasi program Transformasi BDP. Diperlukan komitmen bersama antar BPD agar dapat meningkatkan kinerja, ketahanan pembangunan ekonomi daerah, serta ketahanan industri perbankan nasional," tuturnya.

Bjb sendiri, menurut dia, sudah sejak lama membangun milestone transformasi, mulai dari mindset, culture, keterbukaan, transparansi, profesionalisme, lembaga yang kuat serta berdaya saing. Ia menambahkan, dalam perjalanannya, bank bjb juga terus melakukan continuous improvement atau perbaikan yang berkelanjutan untuk menjadi bank yang lebih terbuka, transparan, profesional, berdaya saing dan juga memiliki ketahanan kelembagaan yang tinggi melalui kekuatan permodalan.

"Beberapa hal yang menjadi fokus bank bjb diantaranya adalah evaluasi dan penyempurnaan kebijakan GCG, penyusunan arsitektur kebijakan, penyempurnaan whistle blowing system, penguatan unit pengendalian gratifikasi dan LHKPN. Selain itu, juga oenyempurnaan kebijakan dan pedoman penerapan tata kelola terintegrasi  dan manajemen risiko terintegrasi,” kata Agus.

Direktur Eksekutif Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Wimran Ismaun, juga  mengatakan bahwa sinergi BPD dalam menerapkan GCG, Risk and Compliance sangat diperlukan dalam menunjang program transformasi tersebut. Ia menilai, Program Transformasi BPD tidak hanya akan meningkatkan kinerja, ketahanan dan daya saing BPD, tetapi juga akan berdampak besar bagi pembangunan ekonomi daerah serta akan memperkuat ketahanan industri perbankan nasional.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat