kievskiy.org

30 Persen Petani Indonesia Mengendalikan Gulma Secara Manual

IYUS (60/kiri) bersama Dio membersihkan tanaman gulma di sekitar padi (
IYUS (60/kiri) bersama Dio membersihkan tanaman gulma di sekitar padi (

PURWAKARTA, (PR).- Sekitar 30 persen petani di Indonesia masih mengendalikan gulma dengan cara manual atau mencabut dengan tangan. Padahal gulma berpotensi menyebabkan kehilangan hasil produksi dunia sebesar 30-40 persen atau mencapai 75,6 juta Dolar AS.

"Kami melakukan riset pada petani di Indonesia dan menemukan bahwa mereka harus berjalan sepanjang 10 km per dan menghabiskan waktu 126 jam untuk mengendalikan gulma per hektarnya," ujar ASEAN Territory Head Syngenta, Alex Berkovskiy saat peluncuran teknologi herbisida APIRO di Cikampek, Purwakarta, Rabu, 14 Maret 2018.

Berkovskiy mengatakan, petani merupakan titik sentral bagi perusahaan multinasional tersebut. Sementara Indonesia merupakan pasar yang sangat penting. 

"Kami terus melakukan inovasi melalui penelitian dan pengembangan untuk menjawab tantangan yang sering dihadapi petani seluruh dunia termasuk Indonesia," ujar dia.

Dia mengatakan, Apiro merupakan investasi yang cukup signifikan pada teknologi tanaman. Untuk meluncurkan produk ini mulai dari fase pengembangan sampai diluncurkan di pasar, Sygenta telah melakukan investasi sebesar 200-300 juta Dolar AS. Teknologi ini juga telah mulai dikembangkan sejak tahun 2011. 

"Investasi kami di Indonesia melalui peremajaan stasiun riset dan peluncuran teknologi perlindungan tanaman baru merupakan bukti konkret komitmen kami untuk pengembangan pertanian di Indonesia. Kami sangat bangga dapat berkontribusi bagi petani Indonesia sehingga mereka dapat mencapai hasil yang lebih baik," ujar dia.

Sementara itu Country Head Syngenta Indonesia, Perveen Kathuria, mengatakan gulma merupakan tanaman yang kehadirannya tidak diinginkan karena merugikan tanaman utama. Sebab kehadiran gulma akan merebut nutrisi dan mineral yang terkandung dalam tanah sehingga mengurangi hasil produksi.

Menurut dia, penanggulangan gulma pada tanaman padi yang selama ini dilakukan masih belum optimal dalam menekan hasil produksi padi. "Oleh karena itu Syngenta mengembangkan dan meluncurkan terobosan teknologi baru Apiro untuk membantu mengendalikan gulma secara efektif,"ujar dia.

Kathuria mengatakan, teknologi ini memiliki metode aplikasi yang cukup fleksibel yaitu dipercik atau disemprot. Herbisida diserap oleh tanaman melalui akar dan daun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat