kievskiy.org

Pelemahan Rupiah Berlanjut Tembus Rp 15.100 per Dolar AS

JAKARTA, (PR).- Pelemahan Rupiah berlanjut hingga menembus level Rp 15.100 per Dolar AS pada perdagangan Kamis 4 Oktober 2018. Meskipun demikian, Bank Indonesia menyatakan bahwa kondisi nilai tukar tersebut masih dalam level aman.

Berdasarkan data yang dilansir Bloomberg, Rupiah dibuka di level Rp 15.120 per Dolar AS pada Kamis 4 Oktober 2018. Rupiah bahkan sempat mencapai Rp 15.190 per Dolar AS.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan ‎fenomena pelemahan nilai tukar Rupiah sebaiknya tidak dilihat dari segi levelnya melainkan indikatornya. "Masih aman, yang penting suplai demandnya masih jalan. Kita juga melihat sektor perbankan masih kuat,"ujar Mirza di Jakarta,  Kamis  4 Oktober 2018.

Dia mengatakan, ‎kekuatan sektor perbankan tersebut bisa dilihat dari rasio kecukupan modal perbankan yang masih berada di atas 20 persen baik pada buku I, II, III, muapun IV. "Minimum itu capital rationya 8,5 %, kalau pakai resiko minimal 14%," ujarnya.

Menurut Mirza, BI juga selalu memperhatikan liquiditas pasar keuangan Rupiah.‎"Memang BI menaikan bunga, tapi kami lihat di pasar Time deposit, kalau BI sudah naik 150 basis poin, bunga di pasar kenaikannya belum sampai 50 basis poin," ujar dia.

Mirza mengatakan, BI selalu siaga dan siap masuk ke pasar jika likuiditas pasar mengetat. Namun saat ini, BI menilai likuiditas ‎rupiah masih cukup. "BI sellau siap buka term repi. Kami pernah membukanya bulan Mei dan Juni," ujar dia.

Dia menambahkan, Indonesia sudah mengalami volatility Rupiah sejak 2013 mulai dari level Rp 10.000 hinga saat ini Rp 15.000 per Dolar AS. Meskipun demikian, hal itu tidak hanya di Indonesia. Banyak negara berkembang lain yang mengalami serupa adalah India, Brazil, Meksi‎ko, dan Afrika Selatan. "Bahkan negara maju mengalami pelemahan kurs. Jadi yang penting suplay and demand berjalan baik, inflasi juga," ujar dia.

Transaksi menggunakan dolar AS

Ketua ‎Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan para pelaku usaha perlu mencari cara untuk menggunakan mata uang lain selain dDolar AS untuk digunakan dalam perdagangan. Dengan demikian, hal itu dapat membantu stabilitas Rupiah.

Berdasarkan data yang dikumpulkan Apindo, transaksi pengusaha Indonesia dengan Amerika Serikat hanya 28,3 miliar Dolar AS atau 28,3 %.‎ Sementara transaksi dengan negara lain seperti Tiongkok dan Uni Eropa lebih tinggi masing-masing 64 miliar Dolar AS dan 35 miliar Dolar AS. Namun transaksi tersebut masih menggunakan Dolar AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat