kievskiy.org

Setelah Tiongkok, Salak Pondoh Menyasar Selandia Baru

PEDAGANG salak pondoh.*/ANTARA/PR
PEDAGANG salak pondoh.*/ANTARA/PR

YOGYAKARTA, (PR).- Pasar ekspor salak pondoh, buah yang menjadi andalan Yogyakarta diperlebar. Setelah pada 2010 melakukan ekspor ke Tiongkok, kini pasar ekspor dibuka hingga ke Selandia baru.

Demikian diungkapkan Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan (Pustek) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Istianto Ari Wibowo, Jumat 8 Maret 2019$. Namun, kata dia, jumlahnya masih relatif sedikit. Hanya dua ton setiap hari. 

Meksipun demikian, Istianto mengatakan wacana Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman untuk memasarkan salak hasil produksi petani lereng Merapi, tak akan dapat berlangsung lama.

"Karena selain konsep ekspor tersebut sifatnya hanya kontrak saja, setiap tahunnya pihak dinas terkait juga harus mencari negara yang membutuhkannya," katanya.

Ketika pasar ekspor sedang lesu, lanjut dia,  perekonomian negara yang diekspor salak tersebut kurang bagus, pastinya akan melakukan penghematan. "Ekspor ini tidak akan selamanya. Kalau sistem distribusinya benar, komuditas salak cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal atau nasional saja," ucapnya.

Oleh karena itu, Istianto menuturkan, perlu penguatan organisasi petani salak di lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman dibutuhkan, agar mereka lebih memiliki kemampuan untuk memasarkan produknya secara kolektif.

"Upaya penguatan organisasi ini juga dapat untuk meminimalisir permainan harga salak oleh para tengkulak,"  tuturnya.

Teregister

Sementara itu, Kepala Bidang Holtikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Edi Sri Hartanto menuturkan saat ini komoditi ekspor terbesar di Sleman memang baru salak pondoh. Jumlahnya sudah mencapai ratusan ton per tahun.

"Pada 2018 ekspor salak Sleman mencapai sudah 600 ton," ucapnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat