kievskiy.org

Harga Pasar Masih Dikendalikan Tengkulak

PETUGAS  dari Toko Tani Indonesia, Kementerian Pertanian RI melayani pembeli pada gelar pangan murah  di Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Kamis 28 Maret 2019. Panjangnya rantai distribusi bahan komoditas menyebabkan harga komoditas pangan di pasar tinggi namun tidak menguntungkan petani. */ WINDIYATI RETNO SUMARDIYANI/PIKIRAN RAKYAT
PETUGAS dari Toko Tani Indonesia, Kementerian Pertanian RI melayani pembeli pada gelar pangan murah di Kelurahan Sempur, Kota Bogor, Kamis 28 Maret 2019. Panjangnya rantai distribusi bahan komoditas menyebabkan harga komoditas pangan di pasar tinggi namun tidak menguntungkan petani. */ WINDIYATI RETNO SUMARDIYANI/PIKIRAN RAKYAT

BOGOR, (PR).-   Tingginya harga sejumlah komoditas pangan holtikultura diduga masih dikendalikan tengkulak.  Di tingkat petani,  harga  komoditas  pangan seperti bawang merah, cabai, bawang putih, dan telur ayam dijual dengan harga murah kepada pengepul, sementara  di tingkat pasar,  harga komoditas tersebut terus meningkat.

Satuan Tugas Toko Tani Indonesia Center, Marzuki mencontohkan,  di saat harga  bawang merah naik signifikan, Toko Tani Indonesia bisa menjual ke pasaran dengan harga Rp 24.000 per kilogram. Sementara di pasaran, harga bawang merah saat ini dapat mencapai Rp 43.000 per kilogram.

“Harga tinggi itu tidak dinikmati petani,  mahalnya harga komoditas pangan terjadi karena  panjangnya rantai pasokan. Pengepul terlalu banyak cari untung,”  ujar  Marzuki di sela  gelar pangan murah dan produk UMKM, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Kamis 28 Maret 2019.

Menurut Marzuki, sejauh ini Toko Tani Indonesia berupaya untuk memutus rantai pasokan yang terlalu panjang.  Mereka bekerja sama dengan gabungan kelompok petani untuk langsung mendistribusikan hasil pertanian mereka, dan dijual langsung melalui Toko Tani Indonesia.  Di Indonesia, pemasok komoditas pangan terbesar   ada di Jawa Barat dan Banten.  Di Jawa Barat, pemasok terbesar berada di Kabupaten Indramayu dan Bandung Barat.

“Memang belum semua Gapoktan bekerja sama dengan  TTI, tetapi paling tidak kita bisa menyejahterakan petani yang dulunya  bergantung dengan pengepul atau tengkulak, kini bisa lebih sejahtera karena dibeli langsung oleh toko tani,” kata  Marzuki.

Agar mendapatkan harga komoditas pangan yang lebih murah,  masyarakat didorong untuk berbelanja di Toko Tani Indonesia.  Menurut Marzuki, saat ini terdapat kurang lebih 1.000 toko tani yang tersebar di kawasan Jabotabek. Toko Tani Indonesia sengaja menjual harga pangan lebih murah dari harga pasar untuk menstabilkan tingginya harga pangan di pasaran.

“Walaupun murah,  kualitasnya tetap sama dengan di pasaran. Kalau Gapoktan mengirim jelek, kita kembalikan.  Misalnya beras ya, kita tidak jual lagi ke pedagang, jadi khusus untuk masyarakat saja,” ucap Marzuki.

Diserbu warga

Gelar pangan murah yang digelar Kelurahan Sempur bekerja sama dengan Toko Tani Indonesia, Kamis kemarin langsung diserbu warga. Dalam satu jam,  beberapa komoditas pangan habis karena dijual dengan harga di bawah pasar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat