kievskiy.org

Pengusaha Galau, Sudah 16 Minggu tidak Terdengar Peluit Tukang Parkir

SEUSAI bencana tsunami, kawasan Pantai Carita sampai sekarang masih sepi pengungjung.*/IMAN FATHUROHMAN/KABAR BANTEN
SEUSAI bencana tsunami, kawasan Pantai Carita sampai sekarang masih sepi pengungjung.*/IMAN FATHUROHMAN/KABAR BANTEN

SERANG, (PR).- Tidak seperti biasanya, libur panjang dari Jumat-Minggu 19-21 April 2019, tempat wisata pantai ternyata sepi pengunjung. Seperti di sepanjang kawasan wisata pantai mulai dari Matahari Carita hingga Caringin pengunjung yang datang cuma sedikit.

Padahal, level status siaga III Gunung Anak Krakatau (GAK) sudah diturunkan. Namun sejak tsunami menerjang wilayah wisatawan Carita hingga kini sudah berangsur normal, tetap saja wisatawan masih enggan mengunjungi wisata tersebut.  

Salah seorang pemilik penginapan Baka-Baka Carita, Teja Heriyana membenarkan, di hari libur pajang pada pekan ini, kawasan wisata Carita benar-benar sepi dari pengunjung. Bahkan dari awal terjadinya tsunami hingga saat ini setiap libur akhir pekan selalu sepi. 

"Kalaupun ada yang berkunjung, bisa dihitung dengan jari. Itupun mendominasi pengujung dari lokal dan berkunjungnya hanya ke pantai umum, tidak menginap baik di hotel maupun cottage yang ada di Carita," kata Teja, Minggu 21 April 2019. 

Menurut Teja, sebelum wilayah Carita di terjang becana tsunami, liburan panjang seperti pekan ini tidak kurang dari 1.000 pengujung dan jalanan pun pasti keadaannya macet panjang. Tapi saat ini, kondisi itu masih menjadi mimpi hingga tiga tahun ke depan. 

"Sudah 16 minggu tidak terdengar peluit tukang parkir, dan kerasnya suara hiburan musik di setiap kawasan pantai Carita. Tentu saja hal itu menandakan saat ini sepi pengunjung. Karena biasanya di hari libur panjang seperti sekarang ini, tidak kurang dari 20 bus yang berkunjung, belum lagi ratusan mobil pribadi. Dari situ saja terjumlah pengujung bisa mencapai ribuan," ucapnya. 

Teja mengatakan, kondisi itu tengah membuat para pemilik hotel, restoran dan seluruh tempat wisata di Carita menjadi resah. Bahkan, tentu saja kondisi itu juga berdampak pada Pendapat Asli Daerah (PAD) dan pajak lainnya dari Carita. 

"Saat ini jangankan untuk bayar pajak, untuk bayar listrik saja kami sulit. Makanya, tidak sedikit hotel dan restoran kalau malam hari terlihat gelap gulita, karena kalau dinyalakan pembayaran membengkak pengujung tidak ada. Hampir semua pengusaha di sini galau, bahkan banyak karyawan yang dirumahkan dan kalaupun ada jam kerjanya diatur," tuturnya kepada wartawan Kabar Banten, Iman Fathurohman. 

Selain pengusaha wisata, ternyata sepinya kondisi pantai di Carita juga dikeluhkan oleh  para pedagang kecil di sekitar tempat wisata. Kondisi itu seperti yang dialami salah seorang penjual otak-otak Rahmat mengatakan, sepi pengunjung di pantai Carita tengah membuat dirinya sulit menjajakan barang dagangannya. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat