kievskiy.org

Pemilu Usai, Bisnis Properti Diyakini Bergairah Kembali

SUASANA proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019. Semester II tahun 2019 diyakini menjadi lahan subur bagi sektor properti karena didukung suhu politik yang relatif stabil usai pemilihan umum, melonggarnya suku bunga, serta banyak proyek infrastruktur yang selesai tahun ini.*/ANTARA FOTO
SUASANA proyek pembangunan gedung bertingkat di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019. Semester II tahun 2019 diyakini menjadi lahan subur bagi sektor properti karena didukung suhu politik yang relatif stabil usai pemilihan umum, melonggarnya suku bunga, serta banyak proyek infrastruktur yang selesai tahun ini.*/ANTARA FOTO

JAKARTA, (PR).- Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Maryono, mengatakan bahwa ia yakin semester II tahun ini menjadi lahan subur bagi sektor properti. Berbagai komponen dikatakannya telah mendukung sektor properti seperti suhu politik yang relatif stabil usai pemilihan umum, melonggarnya suku bunga, serta banyak proyek infrastruktur yang selesai tahun ini. 

"Ini sebagai upaya menggairahkan pengembang rumah yang selama ini melakukan aksi wait and see setelah Pemilu 17 April 2019,” kata Maryono saat pembukaan Indonesia Property Expo (IPEX) 2019, di Jakarta, Sabtu, 27 Juli 2019.

Ia menuturkan, IPEX 2019 adalah pameran rumah pertama yang diselenggarakan usai Pemilu 2019 dan memperlihatkan animo peserta dan pengunjung sangat besar. Dalam pembukaan, hadir pula Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Eko Djoeli Heripoerwanto, serta Ketua DPD REI Provinsi DKI Jakarta, Rudy Margono.

Properti yang dipamerkan di IPEX beragam mulai dari rumah susun, rumah tapak, ruko, kios, kondominium, hingga kondotel. Harga hunian yang ditawarkan bervariasi mulai Rp135 juta hingga Rp5 miliar dengan lokasi tersebar di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. 

Menurut Maryono, BTN sebagai bank spesialis Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus memacu kinerja bisnis perseroan. Kali ini, BTN mengincar nilai KPR sebesar Rp5 triliun dari ajang pameran properti tahunan tersebut. Nilai izin prinsip KPR tersebut terdiri atas Rp4,5 triliun dari segmen KPR Non-Subsidi dan sisanya KPR Subsidi.

Sementara itu, hingga Juni 2019, emiten bersandi saham BBTN ini mencatatkan penyaluran KPR yang tumbuh di level 21,53% secara tahunan (year-on-year/yoy). Nilainya menjadi Rp188,82 triliun dari Rp155,36 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Untuk menyukseskan Program Satu Juta Rumah, per 30 Juni 2019, Bank BTN juga telah menyalurkan kredit perumahan untuk 424.863 unit rumah atau senilai Rp36,42 triliun.

KPR online dan rumah lelang online semakin melejit

Maryono menyatakan, perolehan izin prinsip KPR lewat portal  www.btnproperti.co.id  makin melejit. Realisasi KPR melalui website tersebut untuk periode Januari hingga Juni 2018 tercatat sebesar Rp1,4 trilliun yang setara dengan 4.027 unit. Pada periode Januari–Juni 2019, nilainya menjadi sebesar Rp1,8 trilliun atau setara 5.128 unit. 

 “Kenaikan pencapaian realisasi KPR Online periode bulan Januari–Juni 2019 dibandingkan tahun 2018 adalah sebesar 30,25%, ini perolehan yang sangat baik karena kami memiliki fitur transactional booking fee, pemantauan proses KPR dan lain sebagainya yang memudahkan nasabah,” kata Maryono.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat