kievskiy.org

Neraca Perdagangan Surplus, Suhariyanto : Perlu Diwaspadai, Ini Bukan yang Menggembirakan

ILUSTRASI neraca perdagangan.*
ILUSTRASI neraca perdagangan.* /DOK.PR

PIKIRAN RAKYAT - BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa neraca perdagangan Mei 2020 mengalami surplus  2,09 miliar Dolar AS. Meskipun demikian, hal itu perlu diwaspadai karena surplus tersebut didapatkan dari penurunan impor yang sangat curam.

“Ini bukan surplus yang menggembirakan karena ekspor mengalami penurunan dan impor juga mengalami penurunan yang jauh lebih curam,” ujar Kepala BPS Suhariyanto, saat konferensi pers di Jakarta, Senin 15 Juni 2020.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Mei 2020 mencapai 10,53 miliar Dolar AS. Angka tersebut turun 13,4 persen dibandingkan April 2020 yang mencapai 12,16 miliar Dolar AS. Sementara jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, ekpsor Indonesia mengalami penurunan 28,95 persen.

Baca Juga: Pemprov DKI dan Pemkot Bogor Siapkan 40 Bus Tujuan Jakarta, Anies Baswedan-Bima Arya Tinjau Langsung

Penurunan tersebut terjadi di dua sektor, baik migas maupun non migas. Berdasarkan pola tahun sebelumnya, kata Suhariyanto, penurunan ekspor memang sering terjadi di bulan yang bertepatan dengan lebaran. Namun tahun ini, fenomena tersebut ditambah dengan adanya dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan pembatasan kegiatan dan juga penururunan daya beli. Permintaan negara-negara tujuan ekspor pun melemah karena mereka mengalami perlambatan ekonomi bahkan resesi.

Dia mengatakan, penurunan eskpor migas (yoy) terjadi di semua sector, baik migas (-42,64 persen), pertanian (-25,48 persen), industri pengolahan (-25, 9 persen), dan pertambangan (-38,11 persen). Berdasarkan golongan barang, penurunan ekspor terjadi pada kendaraan dan bagiannya (-20,52 persen) serta  karet dan barang dari karet (-14,39 persen).

Baca Juga: Era New Normal, 20 Persen Industri di Banyumas Mulai Bangkit

“Untuk karet sebenarnya harganya mengalami kenaikan. Namun volume ekspor karet Indonesia mengalami penurunan sehingga nilai ekspornya turun,” ujar dia.

Sementara nilai impor Indonesia Mei 2020 sebesar 8,44 miliar Dolar AS. Nilai tersebut turun 32,65 persen dibandingkan April 2020 yang mencapai 12,54 miliar Dolar AS. Sementara jika dibandingkan Mei 2019, nilai impor mengalami penurunan hingga 42,2 persen.

Penurunan nilai impor (yoy) terjadi di semua kelompok penggunaan barang, baik konsumsi (-23,08 persen), bahan baku/penolong (-43,03 persen), dan barang modal (-40,0 persen). Menurut Suhariyanto, penurunan ini perlu diwaspadai karena akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat