PIKIRAN RAKYAT - Gaji perawat di rumah sakit swasta maupun honorer hanya setara cleaning service dan bagian administrasi. Padahal perlu sertifikasi profesi, perizinan dan sekolah yang tinggi untuk mendapatkan legalitas profesinya.
Ditambah lagi di masa Covid-19 ini, perawat banyak yang mempertaruhkan nyawa untuk pasiennya.
Bahkan tidak sedikit jumlah perawat yang meninggal dunia akibat ikut terpapar saat merawat dan mengobati pasien.
Berikut diungkapkan oleh Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) DR Harif Fadhillah saat diwawancarai di sela-sela acara Training of Trainer Terintegrasi di Jalan Cihampelas Kota Bandung pada Minggu 19 Juni 2022.
Baca Juga: RSUD Wonosari Klarifikasi Perawat Viral Unggah Konten Bernada Pelecehan Pasien
Menurut Harif sejak tahun 2017, PPNI Pusat pun telah mengadakan berbagai riset terkait pendapatan perawat ini. Salah satunya dengan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
"Jadi dari hasil analisis mendalam, perawat ini seharusnya mendapatkan 'take home pay', tiga kali dari UMP (Upah Minimum Provinsi)," ujarnya.
Sehingga kata Harif, PPNI Pusat mendorong bagaimana upah yang diterima perawat swasta itu, memiliki pedoman struktur kelayakan.
"Karena menurut aturan yang berlaku, itu menjadi lampiran dari perjanjian kerja bersama antara swasta dengan pegawai. Sampai saat ini rumah sakit belum punya pedoman. Kita buatkan pedoman, kita serahkan nanti ke Kemenaker untuk difasilitasi dan berharap rumah sakit memberikan penghargaan layak bagi perawat," ucapnya.