kievskiy.org

Akademisi Sebut APBN 2023 Harus Dorong Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Ketidakpastian Global

Ilustrasi krisis ekonomi dan kaitannya dengan APBN 2023.
Ilustrasi krisis ekonomi dan kaitannya dengan APBN 2023. /Pixabay/Tumisu

PIKIRAN RAKYAT - Ekonom Universitas Paramadina Handi Risza berpendapat bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) harus menunjukkan kemampuan belanja yang lebih baik pada 2023.

Hal itu dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

"APBN yang kita miliki di 2023 ini benar-benar bisa mencerminkan transformasi ekonomi yang dicanangkan oleh Pemerintah. APBN sebagai pengungkit dan mencerminkan spending better," ujar Handi Risza dalam diskusi publik Universitas Paramadina bertajuk "Evaluasi Akhir Tahun Bidang Ekonomi dan Keuangan Negara" yang diselenggarakan secara daring, Selasa 20 Desember 2022.

Merespons ketidakpastian global, lanjut dia, APBN harus bisa menjaga momentum pemulihan dengan memastikan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi termasuk mengendalikan laju inflasi dengan menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat.

Baca Juga: Soal Subsidi Pembelian Motor Listrik, Energy Watch: Jangan Sampai Ganggu APBN dan Pemberian Subsidi yang Lain

Pemerintah juga harus melakukan mitigasi risiko dengan menjaga defisit dan utang yang tidak terkontrol dengan memprioritaskan belanja yang berkualitas.

Perlu juga menunda pelaksanaan proyek-proyek yang tidak berdampak terhadap kehidupan masyarakat banyak serta menjaga rasio utang yang terkendali dan prioritas bagi kebutuhan yang mendesak.

Wakil Rektor Universitas Paramadina ini mengatakan pandemi Covid-19 mendorong peningkatan posisi rasio utang Indonesia pada 2020-2021.

Rasio utang terhadap PDB di akhir Agustus 2022 kembali meningkat sekira 38,03 persen setelah sempat mencapai 37,91 pada Juli 2022 sehingga perlu mitigasi risiko untuk mengurangi jumlah utang terhadap PDB.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat