kievskiy.org

Tim PPK Ormawa Himagrin FPTK UPI Bantu Perekonomian Warga Pasir Angling

Tim PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Agroindustri (Himagrin) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI sukses mengembangkan produk olahan yang berasal dari komoditas lemon dan hasil samping kopi di Kampung Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Tim PPK Ormawa Himpunan Mahasiswa Agroindustri (Himagrin) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI sukses mengembangkan produk olahan yang berasal dari komoditas lemon dan hasil samping kopi di Kampung Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. DOK TIM PPK ORMAWA HIMAGRIN FPTK UPI

PIKIRAN RAKYAT - Tim Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) Himpunan Mahasiswa Agroindustri (Himagrin) Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sukses mengembangkan produk olahan yang berasal dari komoditas lemon dan hasil samping kopi di Kampung Pasir Angling, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

 

Pengembangan produk tersebut dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Agroindustri Angkatan 2019-2020, yaitu M Fadhil, Uyun Wafa, Asyifa Saffanah, Nabila Sekar, Nika Nurastuti, Chintya Nur Faridah, Fikri Handira, Saoumi Niken, Ainun Sana, Zahra Faadhilah, Deva Khairani, Arisya Falah, Alya Maharani, Luqman Hakim, dan M Nadzif. Produk tersebut dikembangkan berdasarkan dana hibah yang diperoleh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam PPK Ormawa 2022.

Komoditas lemon dan kopi menjadi komoditas unggulan di Kampung Pasir Angling yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi berbagai produk olahan. Sebelumnya, komoditas lemon di sana hanya dijual dalam bentuk buah utuh. Menurut pengurus RW 16 di kampung itu, terjadi penurunan harga penjualan buah lemon, yang awalnya Rp 6.000-Rp 8.000 per kilogram menjadi Rp 2.500 per kilogram. Penurunan harga tersebut dikarenakan banyaknya hasil panen lemon di sejumlah daerah.

Sementara itu, di Kampung Pasir Angling juga terdapat Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mengolah biji kopi menjadi serbuk kopi. Hanya saja, limbahnya dibiarkan menumpuk dan hanya dijadikan sebagai pupuk. Padahal, kulit ceri kopi merupakan sumber antioksidan dan polifenol yang dapat dimanfaatkan sebagai produk hasil samping. Oleh karena itu, Tim PPK Ormawa membantu mengembangkan produk untuk meningkatkan nilai jual. Produk-produk tersebut di antaranya lemon slice, lemon powder, dan teh cascara.

Lemon slice dan teh cascara merupakan produk tisane yang sekarang sangat populer sejalan dengan bertambahnya kepedulian masyarakat terhadap manfaat kesehatan. Sejak pandemi Covid-19 melanda hingga memasuki masa pemulihan seperti saat ini, tren gaya hidup sehat kian diminati masyarakat. Salah satunya dengan mengonsumsi minuman herbal. Minuman ini banyak diminati karena diyakini punya beragam manfaat untuk kesehatan. Hal ini menjadi pendorong semakin populernya komoditas teh di kalangan konsumen Indonesia. Tisane atau umumnya disebut teh herbal merupakan teh yang tidak mengandung bagian dari tanaman Camellia Sinensis, yaitu tumbuhan yang secara luas digunakan untuk membuat teh. Tisane merupakan teh yang terbuat dari satu bagian atau campuran bagian dari sebuat tanaman seperti, bunga, buah, batang, daun, dan biji. Kemudian, dikeringkan dan dikonsumsi dengan cara di diseduh dengan air.

Selain itu, tisane yang terbuat dari lemon dan limbah biji kopi memiliki banyak khasiat. Lemon dikenal sebagai sumber yang kaya akan vitamin C, serat, dan antioksidan. Kandungan nutrisi ini memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, membantu mengurangi risiko penyakit jantung, serta membantu dalam pencernaan. Selain itu, lemon mengandung vitamin C yang penting untuk kesehatan kulit dan dapat membantu mengurangi tampilan jerawat, bintik-bintik hitam, dan bekas luka. Sementara teh cascara mengandung senyawa antioksidan, seperti flavonoid dan asam klorogenat. Senyawa tersebut bekerja dengan cara mengikat radikal bebas dalam tubuh, sehingga mencegah kerusakan sel dan jaringan yang bisa menyebabkan berbagai penyakit, seperti penuaan dini dan penyakit degeneratif.

Sebelum produk dipasarkan, Tim PPK Ormawa Himagrin FPTK UPI melakukan pengujian dan pengembangan produk di laboratorium Pendidikan Teknologi Agroindustri UPI, hingga dihasilkan formulasi yang sesuai. Saat ini, ketiga produk tersebut pun sudah memiliki nomor produk industri rumah tangga (PIRT) dan tersertifikasi halal.

Nabila Sekar yang merupakan anggota PPK Ormawa Himagrin FPTK UPI Divisi Program berharap produk yang mereka kembangkan dapat membantu perekonomian masyarakat di Kampung Pasir Angling serta produk tersebut dapat bersaing di pasaran produk-produk tea blend. ”Terlebih produk-produk tersebut sangat cocok untuk kalangan pencinta tea blend karena memiliki rasa yang enak, harga ekonomis, dan berkhasiat baik bagi tubuh,” ucapnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat