kievskiy.org

Batik Tulis Kebon Indah Bangkit Pascagempa, KUR BRI Dorong Pengrajin Jadi Mandiri dan Lawan Keterbatasan

Dalmini, pengelola Batik Kebon Indah.
Dalmini, pengelola Batik Kebon Indah. /Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga Pikiran-Rakyat.com/Nopsi Marga

PIKIRAN RAKYAT – Gempa bumi yang menimpa Yogyakarta Mei 2006 silam turut meluluh lantakkan wilayah selatan Klaten, termasuk Bayat. Kaum ibu di Bayat yang kebanyakan pengrajin batik harus rela kehilangan mata pencahariannya karena gempa tersebut.

Tak pelak banyak pengangguran muncul di wilayah Bayat, karena para pengrajin batik lebih fokus melakukan pemulihan pascagempa bumi. Beruntung ada pertolongan dari Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) International Organization for Migration (IOM) dan Java Reconstruction Fund (JRF) yang memberi modal para pengrajin batik untuk bangkit dari keterpurukan.

LSM tersebut mulai melakukan survei lokasi ke Bayat pada tahun 2009 untuk melihat kondisi desa dan kebutuhan tiap penduduk yang perlu dibantu. Pemulihan ekonomi jadi tujuan utama kedua LSM saat memberikan bantuan kepada masyarakat.

Sebanyak 169 ibu rumah tangga (IRT) terjaring dalam program yang didampingi dua LSM tersebut. Dari 169 IRT yang terjaring, dibagi ke dalam 5 kelompok yang berasal dari 5 rukun warga (RW) untuk menjalani pelatihan membatik.

Baca Juga: BRILink Jadi Sumber Pemasukan Tetap BUMDesa Makmur Tlogowatu, Omzet Jutaan Rupiah Bisa Dikantongi

Pelatihan dari dua LSM ini menjadi cikal bakal terbentuknya Kelompok Batik Tulis Kebon Indah di Dusun Ngepringan, Desa Kebon, Kecamatan Bayat, Klaten. Dalmini, sebagai pengelola kelompok Batik Tulis Kebon Indah merasa bimbingan dari dua LSM tersebut sangat penting dan berdampak hingga masa depan.

“Dulu kita buruh dan mengambil barang yang sudah digambar, tinggal dicanting di rumah, setelah dicanting selesai tinggal dikembalikan ke pengepul. Tetapi dengan adanya LSM yang membantu, kita diajari mulai dari awal membatik bagaimana caranya, pewarnaan, sampai bisa dijual,” ujar Dalmini kepada Pikiran-Rakyat.com.

Warga tak hanya dibantu dari segi pembiayaan, tapi juga dilatih untuk bisa berdaya secara mandiri. Sehingga pelatihan yang didapat oleh 169 IRT tersebut mulai dari awal proses hingga pemasarannya.

Dalam perjalanannya, Kelompok Batik Tulis Kebon Indah membutuhkan dana yang tak sedikit untuk mengembangkan usaha. Sejumlah anggota memiliki kebutuhan berbeda-beda dan sering kesulitan mendapatkan dananya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat