PIKIRAN RAKYAT - Kerja kolaborasi di tengah lingkungan underground terbukti masih bisa menjadi penahan pendulum bergulirnya ekosistem musik Kota Bandung. kondisi itu terlihat dari berjalannya Buux Frederiksen Show #2, yang digelar di Nineten Burger Bar, Bandung, Sabtu 10 Februari 2020.
Sukses dengan seri pertama, Buux mulai menginisiasi lanjutannya di awal tahun ini. Tanpa persiapan matang, awalnya ia hanya menerka-nerka rancangan acara sederhana. Sempat ragu acara bisa berjalan dengan anggaran minim, ia mulai menyicil komunikasi teman-temannya di lingkungan panggung dan kebutuhan gigs.
“Awalnya becandaan. Karena memang enggak ada uang. Tetapi waktu itu sempet mikir-mikir lagi, ah, dulu juga bikin acara dadakan biasanya juga selalu ada jalannya,” kata Buux, di Bandung, Jumat 14 Februari 2020.
Baca Juga: Sempat Mangkir, Wakil Ketua MPR Sekaligus Ketum PAN Zulkifli Hasan Penuhi Panggilan KPK
Gagasan ini mulai dijalani. Misinya hanya satu: bikin acara hiburan fans melepas penat, dan menjadi media kumpul barudak underground yang tengah vakum manggung. Gitaris Turtles Jr. itu mengawalinya dengan mengajak sejumlah sponsor.
Beberapa brand lokal clothing dari ekosistem musik bawah tanah Bandung dan Yogyakarta merespons baik rencana acara tersebut. Dana secukupnya pun ia peroleh dari rekanan pengusaha pakaian dan kebutuhan gaya hidup anak muda itu.
Dengan bahan bakar seadanya, pamflet dan poster mulai didesain lalu disebar, terutama via media sosial. Urusan venue Bandung memang rumit. Tak sedikit café atau ruang musik yang menghindari acara komunitas subkultur yang kerap mendapat predikat rusuh, anarki, dan urakan ini.
Baca Juga: Peraturan Turunan UU Pesantren Disiapkan, Menteri Agama Tegaskan Satu Hal
Tetapi ruang lingkup lingkungan underground Bandung juga sudah berkembang. Beberapa di antara pegiat, terutama musisi punya tempat sendiri. Termasuk Doni, pemilik Ninten Burger Bar, di Jalan Banda, Bandung.