kievskiy.org

Info Ramadhan 1441 H, Tradisi Unik di Indonesia Perang Meriam Bambu Nyaris Punah

Warga menyalakan lodong atau meriam yang terbuat dari bambu berukuran besar. Belasan benda tersebut sengaja dibunyikan dalam perlombaan bebeledugan (ledak-ledakan) yang diselenggarakan pemerintah daerah dan pengurus Tajug Gede, Kabupaten Purwakarta.*/HILMI ABDUL HALIM/PR
Warga menyalakan lodong atau meriam yang terbuat dari bambu berukuran besar. Belasan benda tersebut sengaja dibunyikan dalam perlombaan bebeledugan (ledak-ledakan) yang diselenggarakan pemerintah daerah dan pengurus Tajug Gede, Kabupaten Purwakarta.*/HILMI ABDUL HALIM/PR /Hilmi Abdul Halim

PIKIRAN RAKYAT - Meriam bambu bukanlah hal baru bagi anak-anak Indonesia terutama yang hidup sebelum era ponsel pintar 'mewabah'.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari berbagai sumber, permainan ini muncul di masyarakat serumpun Melayu dan terinspirasi dari meriam Portugis pada abad ke-16 Masehi.

Dikenal sebagai tradisi di bulan Ramadhan, meriam tak berpeluru ini memiliki nama yang berbeda-beda di setiap daerah.

Baca Juga: Banyak Terdapat di Mall, Pengering Tangan Ternyata Lebih Berisiko Sebarkan Virus

Orang Melayu menyebutnya bedil bambu, sedangkan orang Minang mengenal meriam betung atau badia batuang.

Orang Jawa dinamai mercon bumbung atau long bumbung. Adapun penduduk tanah Sunda kebanyakan mengenal sebutan lodong.

Meriam ini dibuat dari batang bambu yang besar dan tebal kemudian dilubangi bagian dalam buku-bukunya hingga hanya tersisa pada ujungnya.

Baca Juga: Di Era Jokowi, Kemunduran Demokrasi Semakin Parah

Bagian ujung diberi lubang kecil dari sisi batang untuk memasukan bahan-bahan meriam. Ada dua pilihan yang bisa digunakan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat