kievskiy.org

Google Doodle Hari Ini: Angklung sebagai Medium Pemikat Nyai Sri Pohasi Dewi Kemakmuran

Delegasi Asia Tourism Forum 2016 disambut kesenian tradisional angklung saat menyambangi Kampung Adat Cireundeu, di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, 8 Mei 2016.
Delegasi Asia Tourism Forum 2016 disambut kesenian tradisional angklung saat menyambangi Kampung Adat Cireundeu, di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, 8 Mei 2016. /Pikiran Rakyat/Ririn N.F.

PIKIRAN RAKYAT - Tampilan Google Doodle hari ini cukup unik dengan memamerkan foto angklung sebagai pengingat Hari Angklung sedunia.

Untuk itu, berikut telah Pikiran-Rakyat.com rangkum untuk Anda, sejarah perkembangan alat musik angklung di Indonesia.

Seperti diketahui tepat 10 tahun lalu, UNESCO menyatakan angklung sebagai Warisan Budaya Dunia.

Baca Juga: Sinopsis John Wick Chapter 3 Parabellum, Ketika Hidup dan Mati Keanu Reeves di Ujung Tanduk

Nama angklung berasal dari bahasa Sunda, yaitu angkleung-angkleung. Terdiri atas dua suku kata yaitu angka yang berarti nada dan lung yang berarti pecah.

Angklung sendiri sebenarnya sudah hadir sejak 400 tahun lalu sebagai alat musik tradisional di Jawa Barat, Indonesia.

Angklung diciptakan penduduk Jawa Barat sebagai pemikat Nyai Sri Pohasi yang merupakan lambang Dewi Sri atau Dewi Padi dan Kemakmuran supaya mau turun ke bumi.

Baca Juga: Google Doodle Rayakan Hari Angklung, Alat Musik Bambu yang Bukan Hanya Milik Indonesia

Dahulu, setiap memasuki masa panen, penduduk Jawa Barat kerap membuat angklung dengan menggunakan bambu hitam khusus

Mereka pun mengadakan upacara dan memainkan angklung dengan harapan Dewi Sri memberkati mereka dengan hasil panen yang melimpah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat