PIKIRAN RAKYAT - Maria Antonia lahir pada 2 November 1755 di Istana Hofburg di Wina, Austria. Dia adalah putri bungsu dari Permaisuri Maria Theresa, penguasa Kekaisaran Habsburg dan suaminya Franz I yang merupakan Kaisar Romawi Suci.
Orangtua baptisnya adalah Raja dan Ratu Portugal, Joseph I dan Mariana Victoria. Archduke. Raja Joseph dan Adipati Agung Maria Anna mewakili adik perempuan mereka yang baru lahir. Maria Antonia lahir pada Hari Semua Jiwa, hari peringatan Katolik dan sebagai seorang anak karena kiasan tanggal, ulang tahunnya bukan pada Hari Semua Orang Kudus pada hari sebelumnya, ia ditempatkan dalam perawatan Countess von Brandeis, perawat basah kaisar.
Maria Antonia tumbuh bersama saudara perempuannya, Maria Carolina yang berusia tiga tahun lebih tua dan dengan saudaranya lah dia mengembangkan hubungan yang dekat dan seumur hidup. Maria Antonia akhirnya mengembangkan hubungan yang sulit tetapi penuh kasih dengan ibunya.
Baca Juga: Sejarah Hari Ibu Tiap Tanggal 22 Desember, Terinspirasi dari Kongres Perempuan Indonesia
Maria Antonia menghabiskan tahun- tahun pembentukannya antara Vienna Hofburg dan Istana Schönbrunn dan pada 13 Oktober 1762, pada usia tujuh tahun, melahirkan seorang anak ajaib dua bulan lebih muda. Dia bersekolah di sekolah swasta, tetapi nilainya tidak memuaskan. Pada usia sepuluh tahun, dia tidak bisa lagi menulis dengan baik dalam bahasa Jerman atau bahasa apa pun yang digunakan di pengadilan, seperti Prancis dan Italia dan percakapan dengannya menjadi kaku.
Di bawah asuhan Christoph Willibald Gluck, Maria Antonia tumbuh menjadi musisi ulung. Ia belajar memainkan harpa, harpsichord dan seruling. Dia juga dikenal karena suaranya yang merdu, itulah sebabnya dia bernyanyi di malam hari. Dia juga menari dengan baik, hal ini dapat menciptakan suasana ketenangan yang indah dan dia menyukai boneka.
Pada akhir 1768, Mathieu Jacques de Vermont dikirim oleh Louis XV kepada tutornya Maria Antouna, yang merupakan calon istri Louis XVI. Sebagai seorang pendidik, Abe de Vermont mendapati dirinya berpendidikan rendah, tidak memiliki keterampilan menulis yang penting pada usia tiga belas tahun. Meskipun demikian, dia memujinya sebagai" sangat baik dalam karakternya, pikirannya". Dia agak malas dan sangat sembrono yang membuatnya sulit untuk diajar."
Baca Juga: Sejarah Muhammadiyah, Langkah Kiai Haji Ahmad Dahlan Memurnikan Ajaran Islam di Indonesia
Setelah Perang Tujuh Tahun dan Revolusi Diplomatik tahun 1756, Permaisuri Maria Theresia memutuskan untuk mengakhiri permusuhan dengan mantan musuhnya, Raja Louis XV. akhir Prancis. Keinginan bersama mereka untuk menghancurkan ambisi Prusia dan Inggris dan memastikan perdamaian akhir antara negara masing- masing membuat mereka membentuk aliansi melalui pernikahan.
7 Februari 1770, Louis XV. Itu secara resmi diakuisisi oleh Maria Antonia untuk putra sulungnya. Cucu dan ahli waris yang masih hidup, Louis- Auguste, Duc de Berry dan Dauphin dari Prancis.