PIKIRAN RAKYAT – Munculnya drama The Glory beberapa waktu lalu, membuat sejumlah orang yang mengaku sebagai korban perundungan berani untuk bersuara. Salah satu yang berani mengungkap kejadian kelam yang dialaminya adalah Pyo Ye Rim, seorang YouTuber di Korea Selatan.
Keberanian Pyo Ye Rim mengungkap perundungan yang dialaminya sempat mendapatkan pro dan kontra. Apalagi saat Pyo Ye Rim mengaku mengalami perundungan selama 12 tahun lamanya.
Gegara drama The Glory ini pula, Pyo Ye Rim akhinya mengungkap bahwa dirinya dirundung dan diintimidasi sejak duduk di bangku SD, SMP dan SMA. Pelaku perundungan tersebut adalah 4 teman perempuan di kelasnya.
Usai munculnya drama The Glory dan setelah Pyo Ye Rim mengungkap nestapa hidupnya, dia kemudian mengajukan petisi nasional. Dia meminta penghapusan kekuatan yang memihak pelaku perundungan di sekolah.
Baca Juga: Perkumpulan Penyandang Disabilitas Harap Forum AHLF Bisa Segera Mewujudkan ASEAN Master Plan 2025
Menurut Pyo Ye Rim, ada dua undang-undang yang dinilai justru memperkuat perlindungan bagi pelaku perundungan. Adapun undang-undang tersebut adalah undang-undang pembatasan kekerasan di sekolah, dan undang-undang tentang pencemaran nama baik.
Pyo Ye Rim memilih mengakhiri hidupnya dengan terjun ke dalam sebuah waduk. Pihak Kantor Polisi dan Pemadam Kebakaran Busan menerima laporan bahwa seorang wanita dilaporkan jatuh ke dalam Waduk Seongjigok pada 10 Oktober 2023 sekira pukul 12.57 waktu Korea Selatan.
Layanan darurat pun segera dikirim ke lokasi kejadian. Wanita yang dilaporkan terjun ke waduh baru dibawa ke rumah sakit sekira pukul 16.20 waktu setempat.
Dari hasil pemeriksaan, wanita tersebut meninggal karena serangan jantung. Identitas wanita tersebut sudah dikonfirmasi polisi yakni Pyo Ye Rim.