kievskiy.org

Efek Global Warming pada Kesehatan Ginjal

SELAIN memberi dampak buruk pada lingkungan, perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global (global warming) juga berandil besar pada penurunan kesehatan organ tubuh. Terutama organ tubuh paling vital manusia. Salah satunya ginjal. Kasus wabah penyakit ginjal akibat iklim panas telah menjadi isu kesehatan yang dihadapi wilayah Amerika Tengah. Seperti yang diberitakan oleh The Guardian, dalam 20 tahun terakhir sudah ditemukan sebanyak 20. 000 kasus kematian. Kebanyakan menimpa buruh yang bekerja di ladang tebu pabrik gula. Penelitian terakhir menemukan bahwa iklim panas dataran rendah menyebabkan mudahnya para buruh terkena dehidrasi, dan kekurangan air membuat kerja ginjal mereka menjadi lebih berat. "Ketika sangat panas, risiko kerusakan ginjal benar-benar mulai menjadi jelas," kata Richard Johnson dari University of Colorado, Denver. Epidemi penyakit ginjal serupa juga ditemukan di wilayah beriklim panas lainnya seperti Sri Lanka, Mesir dan Andhra Pradesh di India. Seiring suhu global yang semakin meningkat dan gelombang panas lebih intens, penyakit ginjal meningkat, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal klinis masyarakat Nefrologi Amerika. Ditemukan pula kasus batu ginjal karena global warming. Terbentuknya kristal garam pada ginjal sering disebabkan oleh dehidrasi. Di Amerika Serikat, sekitar 50% lebih kasus batu ginjal terjadi di iklim hangat dari daerah Selatan daripada negara bagian Utara. Dan jumlah kasus telah meningkat sejak suhu mulai terasa hangat di 1970-an, terutama di musim panas. Lebih lanjut, zona berisiko tinggi untuk batu ginjal diprediksi akan meluas juga ke Utara apabila pemanasan semakin parah. (Salwa Nurvidya)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat