kievskiy.org

Ajakan untuk Lebih Menghargai Lingkungan

PENARI dari Komunitas Seni Tari
PENARI dari Komunitas Seni Tari

BANDUNG, (PR).- Potret interaksi manusia dengan berbagai elemen kehidupan tertuang dalam pergelaran performance art, berjudul "Dialektika Tubuh Jejak Rimba" di hutan kota, Babakan Siliwangi, Kota Bandung, Selasa, 21 Maret 2017. Para penampil Lena Guslina, Mussa Hendriks, dan Rusli Keleeng menyuguhkan komposisi koreografi sembari menampakkan gaya penghayatan mendalam, memunculkan suasana yang merenyuh perasaan. Berdasarkan tampilan serangkaian gerak, penampil tampak menyampaikan pesan ajakan kepada berbagai pihak agar lebih menghargai alam beserta lingkungannya. Mussa Hendriks tampil duluan, membentur-benturkan ujung bambu ke tanah dengan ritme teratur, sembari mengeluarkan suara lirih. Dia memainkan peran yang merepresentasikan perasaan fauna, meratapi kondisi lingkungan habitatnya, rusak karena tindakan semena-mena manusia. Ekspresi Mussa tampak gelisah, seakan sedang mengalami situasi penuh ancaman. Tata penyuguhan koreografi mengeksplorasi ketersediaan ruang, membentuk tampilan visual dinamis. Rusli Kaleeng memulai aksi dari atas pohon, bergelantungan pada ranting sembari berteriak. Setelah memeragakan sejumlah gerakan, dia turun, kemudian berlari menghampiri Mussa yang sedang dalam sikap terdiam. Rusli menjalani peran yang merepresentasikan potret perilaku manusia terhadap alam. Dia menyelang koreografi dengan memainkan karinding, memunculkan musik latar bernuansa sendu yang tampak sesuai dengan tampilan koreografi. Hal itu menghantarkan kesan dramatis, mengarahkan imajinasi guna membayangkan situasi yang tertuang pada latar. Sementara itu, Lena tampil belakangan, datang dengan membawa bola bewarna merah, serta terbalut ranting pohon. Bola tersebut menyimbolkan sikap Bumi yang sedang marah karena bagian tubuhnya terus tergerus pembangunan tak terkendali. Bumi tergambarkan sebagai makhluk hidup, memuyai kehendak, membalas setimpal perlakuan para penghuninya. Memasuki bagian pertengahan koreografi, penampil memeragakan gerakan kombinasi, dengan tempo yang cenderung lebih agresif. Mereka tampak menyelipkan aksi spontanitas, merespons situasi alam yang sedang berlangsung, seperti suara serangga, dan kicauan burung. Hal itu menguatkan kesan natural, kentara saat Lena menunjukkan gelagat penasaran, mencari-cari sumber suara kicauan burung. Dalam penampilannya, para penampil pun tampak mempraktikan metatheater, semakin mewarnai komposisi koreografi. Penampil menunjukkan gerakan sungguhan, tapi terkesan menjadi bagian dari koreografi. Hal itu tampak gamblang saat penampilan menunjukkan ekpresi kelelahan, dan kesakitan karena menginjak benda bertekstur tajam.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat