kievskiy.org

Perempuan Menikah Muda dan Merokok Lebih Rentan Kanker Serviks

SETAHUN sudah selebriti bernama Yuli Rachmawati atau dikenal dengan nama Julia Perrez alias Jupe berjuang melawan kanker serviks. Saat ini, penyakit yang dideritanya tersebut sudah berada di stadium 4. Sejak mengetahui ia mengidap penyakit tersebut, Jupe sudah berulang kali memeriksakan diri  ke rumah sakit sampai ke luar negeri. Hanya hingga sekarang kondisinya masih belum membaik.

Apa yang dialami Jupe sebaiknya menjadi momen bagi masyarakat untuk semakin peduli dengan kanker serviks. Berikut ini lima fakta seputar kanker serviks yang dirangkum PR dari wawancara dengan dokter spesialis onkologi radiasi dari Pusat Kanker Santosa Hospital Bandung Kopo (SHBK) Sugandhi Hartanto:

1. Deteksi dini

Kanker serviks dipastikan dapat dicegah, bahkan sudah bisa terdeteksi sejak dini. Deteksi awal kanker serviks bisa dengan melakukan rutin screening juga dikenal dengan sebutan pap smear atau tes smear. Pap smear berguna untuk mendeteksi jika ada sel-sel abnormal yang berpotensi berubah menjadi sel kanker. Saat melakukan pap smear, sampel sel diambil dari leher rahim dan diperiksa di bawah mikroskop.

Saat pemeriksaan ini, akan dibedakan jenis kankernya apakah adenokarsinoma atau scomosa karsinoma. Adapun jenis kanker ini bisa diketahui melalui biopsi, dan menentukan respon radiasinya.

"Apalagi pemeriksaan dan pengobatan kanker serviks sudah terbantu oleh pemerintah melalui layanan BPJS. Jadi seharusnya persoalan biaya sudah tidak jadi masalah bagi masyarakat untuk memeriksakan dan mengobati kanker serviks ke rumah sakit," tutur Sugandhi.

2. Gonta-ganti Pasangan

Menurut Gandhi, faktor risiko kanker serviks di Indonesia masih besar. Di antaranya dikarenakan masih terkait tradisi budaya. Seperti misalnya menikah muda, melahirkan banyak anak, atau bergonta-ganti pasangan. Meski demikian, kondisi seperti ini tak hanya terjadi di Indonesia, rata-rata di banyak negara berkembang lainnya masih menjadi tugas besar banyak pihak untuk mengedukasi masyarakat. Terutama yang berada di pedesaan.

Fakta lainnya, yang rentan terkena kanker serviks adalah sudah aktif secara seksual. Yakni kaum perempuan menikah muda di bawah usia 21 tahun, telah melahirkan anak lebih dari tiga kali. Serta perilaku merokok yang memicu terjadinya tumor pada serviks.

Epidemi kanker serviks di Indoensia masih tinggi juga dikarenakan keputusan pasien yang mendahulukan pengobatan alternatif sebelum akhirnya merujuk ke rumah sakit.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat