kievskiy.org

Jangan Sedih, Jomblo Ternyata Ada Kelebihannya

KURSI yang bisa membuat nyamn jomblo dengan pelukannnya.*
KURSI yang bisa membuat nyamn jomblo dengan pelukannnya.*

MENJADI lajang atau Jomblo tentunya bukan sebuah cita-cita bagi hampir semua orang. Namun mereka yang masih lajang terkadang menepis kekurangberuntungan mereka dengan jargon "Jomblo adalah Pilihan".

Pada prinsipnya, menjadi lajang sebenarnya kondisi di mana seseorang belum dipertemukan dengan jodoh yang ditakdirkan oleh Tuhan untuk mereka. Dalam ajaran Islam pun ditegaskan bahwa semua hal di dunia ini diciptakan berpasang-pasangan, termasuk manusia. 

Meskipun demikian, dibalik segala hal tetap ada hikmahnya, termasuk kondisi masih menjomblo. Sejumlah hasil penelitian yang dilansir laman independent.co.uk beberapa waktu lalu, membuktikan bahwa tak sedikit juga kelebihan yang bisa didapat saat masih lajang, ketimbang setelah menikah.

Hasil penelitian Bella DePaulo, seorang psikolog di University of California Santa Barbara yang dilansir laman independent.co.uk beberapa waktu lalu, membuktikan bahwa tak sedikit juga kelebihan yang bisa didapat saat masih lajang, ketimbang setelah menikah.

Lebih Menerima Kesendirian

Bella DePaulo, seorang psikolog di University of California Santa Barbara berhasil membuktikan bahwa orang lajang cenderung lebih bisa menerima kesendirian sekaligus mendapatkan keuntungan darinya. Tak jarang orang yang masih lajang, menemukan ide, gagasan atau penemuan kreatif dan inovatif saat sendiri.

Beberapa penelitian telah menghubungkan kesendirian dengan manfaat seperti peningkatan rasa kebebasan dan tingkat kreativitas dan keintiman yang lebih tinggi. Amy Morin, seorang psikoterapis mengatakan waktu sendirian dapat membantu orang menjadi lebih produktif juga.

Dalam presentasi 2016 untuk American Psychological Association, DePaulo mempresentasikan bukti orang lajang cenderung memiliki perasaan penentuan diri yang lebih kuat dan lebih cenderung mengalami pertumbuhan dan perkembangan psikologis daripada pasangan mereka yang sudah menikah.

Analisis data lainnya dari Survei Keluarga dan Keluarga 1998 menunjukkan bahwa orang-orang lajang dalam sampel lebih cenderung mengalami pertumbuhan pribadi daripada orang-orang yang sudah menikah, yang diukur dengan bagaimana mereka merasakan proses pembelajaran dan pertumbuhan gagasan baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat